SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampanye stop merokok. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Asap rokok disebut memiliki dampak buruk untuk kesehatan paru-paru seseorang. Namun bagaimana jika asap rokok itu justru datang dari orang-orang terdekat kita?

Misalnya saja ada satu keluarga, yang tinggal dalam satu rumah. Terdiri dari suami, istri dan anak. Sementara suami merupakan perokok. Bahkan suami tersebut sering merokok di dalam rumah, di depan anak dan istrinya. Seakan tidak tahu atau tidak mau tahu tentang bahaya asap rokok itu.

Dokter Spesialis Paru Subspesialis Infeksi Paru Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. I Gusti Ngurah Widiyawati, Sp.P.(K) Infeksi, mengatakan jika mengalami kondisi tersebut, ada baiknya dihindari. Sebab, perokok aktif maupun perokok pasif memiliki risiko yang sama-sama tinggi untuk kesehatan paru-parunya.

“Tentu caranya adalah menghindari. Kalau suami tidak bisa lepas rokok harusnya merokok di ruangan terbuka. Jangan di dalam rumah atau ruangan tertutup. Bagus lagi kalau suami bisa berhenti merokok. Sebab kalau tidak, efeknya satu keluarga yang akan menanggung,” jelas dia dalam acara Health Talk yang disiarkan di Youtube RS JIH Solo.

Selain dapat masuk ke paru-paru dalam bentuk asap, zat-zat tidak baik yang ada pada rokok juga dapat menempel pada baju maupun barang-barang yang ada di dalam rumah. Sedangkan zat-zat yang menempel tersebut juga dapat dihirup oleh anak atau anggota keluarga lainnya. Hal itu juga sama-sama bahayanya bagi kesehatan paru-paru.

Dalam hal ini seorang istri bisa memberikan edukasi secara baik-baik kepada suami. Atau akan lebih baik jika suami sudah memiliki pemahaman yang baik terkait bahaya rokok.

Di kalangan masyarakat masih banyak yang menganggap jika rokok tidak berdampak signifikan pada kesehatan perokok. Selalu ada klaim bahwa merokok tidak mesti menjadi penyebab orang menjadi sakit, dengan mengambil contoh ada orang yang tidak merokok toh tetap sakit.

“[Pengaruh rokok] kembali lagi ke individual. Banyak yang mengklaim perokok sehat sedangkan yang tidak merokok sakit. Jadi itu juga tergantung tingkat imunitas masing-masing orang. Ada juga faktor genetik,” kata dia.

Namun dia mengatakan, rata-rata, dampak dari rokok akan terasa setelah di atas sepuluh tahun terpapar. Orang yang terpapar rokok antara 1-5 tahun bisa jadi masih akan baik-baik saja kecuali memiliki riwayat asma.

Untuk memastikan kondisi kesehatan paru-paru tersebut dapat dikonsultasikan ke dokter. Selain itu fungsi dan kondisi paru-paru juga dapat dilihat dengan tes spirometri seperti yang sudah tersedia di RS JIH Solo. Menurut dr. Widiyawati, pemeriksaan tersebut juga tidak memerlukan waktu yang lama, hanya hitungan menit. Namun sudah cukup untuk mengetahui apakah fungsi paru kita masih baik atau tidak.

Rekomendasi
Berita Lainnya