SOLOPOS.COM - Bareskrim Polri saat menggelar konferensi pers terkait kejahatan hate speech, Rabu (23/8/2017). (Juli Etha/JIBI/Bisnis)

Politikus Gerindra khawatir ada yang “playing victim” setelah terkuaknya kasus Saracen.

Solopos.com, JAKARTA — Terkuaknya Saracen mengingatkan publik pada maraknya unggahan berisi kebencian, khususnya menjelang kontestasi politik di Indonesia termasuk pilkada. Namun, Partai Gerindra menyebut bisa saja kasus Saracen dipakai untuk playing victim.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan penyandang dana Saracen yang mau keluar uang dalam jumlah besar pasti berharap ada keuntungan yang ingin diraih. Dasco mengaku khawatir ada pihak-pihak yang ingin menjadikan kasus Saracen ini sebagai komoditas politik untuk menyudutkan lawan politiknya.

“Dalam politik kita kenal strategi yang namanya playing victim, yakni bersikap seolah-olah sebagai korban untuk mengambil simpati dan sekaligus menyudutkan lawan politik,” kata Dasco dalam keterangannya, Minggu (27/8/2017).

Untuk itu dia meminta aparat kepolisian segera menuntaskan kasus itu. “Oleh karena itu, agar kita semua tidak berspekulasi, polisi harus segera menuntaskan kasus ini. Prinsipnya soal hukum harus diselesaikan secara hukum, jangan sampai terkontaminasi kepentingan politik,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan bahwa pihak kepolisian harus bergerak cepat dalam mengusut kasus itu dan jangan hanya pelaku lapangan yang ditangkap, tetapi aktor intelektual di belakangnya, termasuk pihak-pihak yang mendanai. Baca juga: Beredar Struktur Organisasi, Polisi Didesak Usut Dalang Saracen.

Menurutnya, seharusnya dengan teknologi yang ada dan jika perlu melibatkan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), tidak akan sulit melacak siapa yang mendanai Saracen. Karena itu, setiap transaksi non tunai amat mudah dilacak terlebih sudah ada pelaku lapangan yang bisa diinterogasi. Baca juga: Klaim Dirinya Target Kriminalisasi Kasus Saracen, Eggi Sudjana Dinilai Tak Etis.

Polisi mengungkap adanya kelompok penebar ujaran kebencian dan hoaks beberapa waktu lalu, yakni kelompok Saracen. Saracen mengunggah konten ujaran kebencian dan berbau SARA berdasarkan pesanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya