SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi PO (Instagram/@peternak_muda_indo)

Solopos.com, KEBUMEN — Sapi peranakan ongole (PO) Kebumen merupakan aset ternak Jawa Tengah yang mempunyai nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Sapi PO tersebut terbukti memberikan manfaat bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan dan pupuk organik untuk mendukung usaha pertanian.

Selain itu, sapi PO Kebumen mempunyai pertubumbuhan lebih baik dibandingkan sapi PO pada umumnya yang tersebar di Indonesia. Pertumbuhan ini dilihat dari segi bobot yang mencapai 900 kg, kemudian ketahanan terhadap kondisi pakan yang terbatas serta memiliki sifat penotipik yang khas, yaitu gelambir tebal berlipat-lipat membentuk garis lurus dan tidak putus mulai dari dagu sampai ke ambing. Warnanya juga putih polos dan jinak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir dari Disnakkeswan,jatengprov.go.id, Senin (1/11/2021), terbentuknya sapi PO Kebumen ini merupakan jerih  payah dari masyarakat Kabupaten Kebumen, khususnya di Kecamatan Ambal, Buluspesantren, Klirong, Petanahan, Puring, dan Mirit, di mana keenam kecamatan itu dikenal sebagai wilayah “urut sewu”.

Baca Juga: Pesona Curug Sibedil Dilingkupi Misteri Suara Tembakan dari Batu

Ekspedisi Mudik 2024

Masyarakat di wilayah tersebut telah membudidayakan ternak sapi PO secara turun temurun hingga mendapatkan keturunan sapi PO Kebumen yang dikenal saat ini. Dimulai tahun 1900, Residen Bagelen Burnaby Lautier asal Belanda yang mendatangkan sapi Benggala/Ongole dari Zebu, India dan dikawinkan dengan sapi Jawa sehingga menghasilkan sapi yang terkenal dengan nama Benggala Jawa dan menjadi bibit sapi populer di daerah Mirit dan Kutoarjo dan menyebar hingga daerah Yogyakarta.

Tahun 1906 hingga 1917, didirikan peternakan sapi di Mirit dengan nama “Mirit Banteng” dan dikembangkan dua jenis sapi, yaitu sapi Jawa dan sapi Benggala. Kolonioal Belanda saat itu mengimpor lagi sapi Ongole dari India pada 1935 dan dimasukan kembali ke Miri. Tahun 1953, mulai dikenalkan inseminasi buatan dengan semen segar. Tahun 1965-1975, di Mirit dibangun rumah dinas Dokter Hewan (Drh. Barkah) yang membuat peternakan sapi PO berkembang pesat.

Tahun 1976, di Mirit, Pemerintahan Soeharto mendatangkan 4 ekor Pejantan Ongole dan Brahman dari India dan berkembang serta dijaga kemurniannya sampai dengan sekarang. Di Kebumen dikenal sapi Madras (Madjapahit Ras), yaitu sapi khas Kebumen yang merupakan persilangan generasi ke generasi antara sapi Jawa, sapi Ongloe dan sapi Brahman dan menghasilkan Sapi PO Kebumen dengan hasil penelitian Aryogi pada 2006 silam.

Baca Juga: Selamat! Mendoan Banyumas Jadi Warisan Budaya Takbenda

Keunggulan sapi PO Kebumen terlihat pada saat pelaksanaan kontes  ternak sapi potong Jawa Tengah dan DIY yang dilaksanakan di Kabupaten Klaten pada November  2014 lalu. Sapi-sapi  PO  Kebumen yang merupakan hasil seleksi kontes ternak  sapi PO Kebumen yang mengikuti kontes ini merupakan hasil seleksi kontes sebelumnya yang dilakukan pada September 2014 dan akhirnya sapi-sapi PO Kebumen mendominasi kejuaran kontes dengan memenangkan tujuh kategori.

Karena begitu besar potensi sapi PO ini, Kementrian Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 358/Kpts/PK.040/6/2015, menetapkan bahwa sapi peranakan onglole (PO) Kebumen sebagai kekayaan sumber genetik ternak lokal Indonesia dan harus dilindungi dan dilestarikan.

Sementara itu, dilansir dari Jateng.bps.go.id, jumlah sapi yang diternak secara umum di Kabupaten Kebumen berjumlah lebih dari 62.000 ekor sapi yang terdiri dari sapi potong sebesar 62.564 ekor dan 1733 ekor sapi perah (2018). Jumlah ini merupakan salah satu yang terbesar peternakan sapi di Jawa Tengah. Selain di Kabupaten Kebumen, pengembangan sapi PO juga tersebar di Kabupaten Pati, Rembang, Blora, Grobogan, Wonogiri dan Boyolali.

Baca Juga: Mantap! Jengkol & Petai dari Jateng Siap Ekspor ke Australia

Harga Jual Sapi PO Bisa Mencapai Rp17 Juta Per Ekor

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtunbe Wisnu Wesleanu “Ilmu Breeding Sapi PO di Daerah Perbibitan Klegenrejo, Klirong Kec Kebumen, salah satu kelompok tani sapi PO bernama Kelompok Tani Ternak “Maju  Bersama” di Kecamatan Klirong membudidayakan sekitar 20an ekor sapi PO.

Salah satu pengurus peternakan, Triyanto menjelaskan bahwa peternakan sapi PO ini mengkhususkan pada pembibitan atau breeding sehingga penjualan sapi diprioritaskan pada sapi jantan. Karena dikelola secara kelompok, maka kepemilikan kandang juga bersifat kelompok di mana sapi-sapi ini berasal dari pemilik masing-masing pengurus kelompok tani yang diternakan dan dibudidayakan secara bersama di tempat peternakan tersebut.

Harga jual sapi PO ini bervariasi, tergantung dari gender serta  kualitas sapi PO. Triyanto menjelaskan jika sapi jantan dengan kualitas baik , harganya bisa mencapai Rp10 -an juta sedangkan yang betina hanya terpaut dua juta lebih murah, yaitu sekitar Rp8an juta. Biasanya sapi yang dijual masih “pedetan” atau masih muda yang usianya sekitar 5 bulan karena di usia itu, harga sapi PO bisa sangat tinggi.

Baca Juga: Menanti Lagi Gebrakan Ganjar dalam Penetapan UMR Jateng

Untuk perkawinan, sapi dikawinkan secara alami melalui proses mating atau kawin yang disengaja oleh peternak dengan didatangkan sapi pejantan. Saat sudah beranak, nantinya sapi pejantan yang sudah lima bulan akan dijual dan sapi betina akan dipelihara lagi untuk proses pembibitan berikutnya. Seperti yang telah disebutkan, karena kepemilikan peternakan ini bersifat kelompok, maka keuntungan yang diperoleh juga dibagi rata oleh sesama anggota kelompok tani tersebut.

Biasanya sapi-sapi pejantan yang sudah siap jual ini dilarikan ke pasar atau ada pembeli yang datang langsung ke peternakan. Triyanto mengaku bahwa transaksi terbesar dalam penjualan sapi PO, yaitu sekitar Rp17 juta dan saat itu usianya sudah enam bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya