SOLOPOS.COM - Sekitar 10.000 santri mengikuti apel santri sebagai puncak perayaan Hari Santri Nasional (HSN) 2017 di Bantul, Minggu (22/10/2017). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Santri di Kabupaten Bantul didorong untuk menerapkan pola hidup sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Harianjogja.com, BANTUL–Santri di Kabupaten Bantul didorong untuk menerapkan pola hidup sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Gerakan ini berorientasi pada tiga kegiatan utama yakni melakukan aktifitas fisik yang mengeluarkan keringat (olahraga/non olahraga), mengkonsumsi sayur dan buah serta melakukan deteksi dini terhadap penyakit yang mungkin diderita.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Maya Shintowati Pandji menyebut Germas ini bertujuan menjadikan santri sebagai agen perubahan, guna membangun masyarakat yang sehat baik secara rohani maupun jasmani.

“Santri itu agen perubahan. Oleh karena itu santri harus sehat, hebat dan tangguh,” katanya, Senin (6/11/2017).

Sementara itu, Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menuturkan dalam 30 terakhir, jenis penyakit terbesar adalah yang menular seperti TBC, ISPA dan diare. Namun mulai 2010, ada pergeseran pola penyakit ke penyakit yang tidak menular yaitu jantung, stroke, gula dan beberapa penyakit lainnya.

Menurutnya hal tersebut harus disikapi oleh masyarakat terutama santri dengan menerapkan pola hidup sehat. Apalagi Halim menyebut, dalam Al-Quran dan hadist, tuntunan hidup sehat juga disampaikan misalnya dengan memakan makanan yang halal dan thoyib.

“Germas dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dilakukan saat ini juga dan tidak membutuhkan biaya yang besar,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya