SOLOPOS.COM - Ilustrasi jenazah. (Freepik.com)

Solopos.com, KEDIRI – Peristiwa tragis terjadi di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al-Hanifiyyah yang berlokasi di Dusun Kemayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Seorang santri di pondok itu meninggal dunia setelah dianiaya oleh para seniornya.

Santri yang menjadi korban penganiayaan itu bernama Bintang Balqis Maulana, 14, asal Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pengasuh PPTQ Al-Hanifiyyah Mojo, Fatihunada, menyampaikan dirinya tidak mengetahui pasti kejadian tersebut. Ia bercerita pada Jumat (23/2/2024), dirinya tiba-tiba diberi laporan mengenai santri atas Bintang meninggal dunia.

Fatih menyampaikan pada waktu diberi informasi itu, dirinya dalam kondisi letih dan dibangunkan. Ia mengaku mendapatkan laporan bahwa Bintang meninggal karena terpeleset di kamar mandi.

Dia mengakui tidak menaruh kecurigaan apapun. Ia waktu itu tidak sempat melihat kondisi korban karena harus mengurus ambulans.

“Saat itu saya capai dan dibangunkan. Saya dapat laporan anak itu jatuh terpeleset di kamar mandi. Saat itu juga tidak muncul dugaan dan saya tidak sempat melihat karena mengurus ambulans dan keperluan untuk berangkat ke sana [Banyuwangi],” kata dia yang dikutip dari Antara, Selasa (27/2/2024).

Ia kemudian mencari nomor telepon keluarga santri tersebut dan menghubunginya. Keluarga berencana memakamkan di Banyuwangi, sehingga ia juga mencari mobil ambulans untuk membawa jenazah. Hingga di rumah duka ada kejadian viral itu (video keluarga tidak terima dengan kematian santri tersebut).

Dirinya mengaku tidak tega saat melihat kondisi tubuh santri tersebut saat dibuka di rumah duka, Banyuwangi, terdapat memar dan wajahnya bengkak.

Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji mengemukakan polisi telah menangkap empat pelaku yang diduga terlibat dalam penganiayaan santri di pesantren Mojo, Kabupaten Kediri itu. Polisi menindaklanjuti laporan keluarga.

Kendati laporannya di Banyuwangi, Polres Kediri Kota tetap menindaklanjuti dengan melakukan olah tempat kejadian perkara serta pemeriksaan sejumlah saksi.

Ia menjelaskan kasus itu dilakukan berulang-ulang. Diduga, terjadi kesalahpahaman di antara anak-anak tersebut, sehingga menyebabkan kejadian penganiayaan berulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya