SOLOPOS.COM - Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (JIBI/Antara)

Santoso tewas dalam operasi Tinombala belum lama ini.

Solopos.com, JAKARTA – Istri Abu Wardah alias Santoso, Jumiatun Muslimayatun alias Atun ditangkap di Tambarana. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan karena tidak bersenjata, Atun harus ditangkap hidup-hidup.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Nah karena tidak bersenjata ya harus hidup [istri Santoso]. Karena prinsipnya TNI adalah tidak boleh menembak orang yang tidak bersenjata karena dalam operasi apapun juga TNI selalu menjunjung tinggi hak asasi manusia,” ujar Gatot seusai menghadiri upacara pembukaan Kejuaraan Nasional Kushin Ryu M Karate-Do Indonesia (KKI) 2016 di Oesman Sapta Odang (OSO) Sports Center, Komplek Grand Wisata, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (23/07/2016).

Menurut Gatot, saat penyergapan oleh Tim Alfa dari Batalyon 515 Rider Kostrad, Santoso didampingi istrinya dan satu wanita. Santoso dan Mohtar bersenjata lalu disergap. Sedangkan istri Santoso dan satu wanita yang tidak bersenjata tidak ditembak dan diperintahkan untuk mengejar.

“Saya belum memastikan apakah itu istrinya Santoso tapi seorang wanita disergap oleh Batalion 303 Rider Kostrad,” ucap dia.

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar membenarkan bila istri Santoso ditangkap. “Iya benar [berhasil ditangkap] di Tambarana,” kata Boy Rafli saat dikonfirmasi detikcom hari ini.

Penangkapan Atun dilakukan pagi tadi sekitar pukul 9.30 Wita. Atun selanjutkan akan dibawa ke Palu.

Tim Satgas Operasi Tinombala berhasil menangkap, Jumiatun Muslimayatun alias Delima, istri Santoso yang berhasil kabur saat baku tembak pada Senin (18/7/2016). Delima ditangkap tanpa perlawanan.

“Sementara tidak [ada perlawanan],” kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, AKBP Hari Suprapto saat dihubungi detikcom, Sabtu (23/7/2016).

Delima ditangkap di wilayah pegunungan Tambarana, Poso, Sulteng, sekitar pukul 09.00 Wita pagi tadi. Apakah istri Santoso itu memegang senjata?

“Belum, masih dikembangkan,” ujarnya.

Dalam baku tembak pada Senin (18/7/2016) di hutan Poso, Satgas Tinombala berhasil menewaskan Santoso dan Muchtar. Namun, tiga orang melarikan diri, dua di antara adalah Jumiatun Muslimayatun, istri Santoso dan Nurmi Usman, istri Basri. Jumiatun dan Nurmi berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya