SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar Juliyatmono (tengah) dan duta sanitasi PPSP Ikke Nurjanah (empat dari kanan) berfoto bersama saat pencanangan gerakan stop BABS dan sosialisasi Perbup, Sabtu (12/11/2016) malam. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Kesehatan Karanganyar, Pemkab Karanganyar menargetkan tak ada lagi masyarakat yang BABS pada 2017.

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mencanangkan bebas dari kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) pada 2017.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Artinya, tahun depan sudah tak ada lagi warga yang BABS. Pencanangan dilakukan di Pendapa Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Karanganyar, Sabtu (12/11/2016) malam, dihadiri duta sanitasi Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), Ikke Nurjanah.

Dalam kesempatan tersebut Sekretaris Daerah (Sekda) Karanganyar, Samsi, mengatakan saat ini masih ada 6.236 keluarga yang masih BABS, baik di sungai, pekarangan, maupun tempat lainnya. Mereka tersebar di beberapa tempat.

Sebanyak 9.140 rumah dari golongan masyarakat mampu dan 9.996 rumah dari golongan masyarakat tidak mampu diketahui belum memiliki jamban sehat.

“Data per 11 November 2016 cakupan akses jamban sehat Karanganyar 97,59 persen atau 255.658 keluarga. Sedangkan yang masih sering buang air besar sembarangan 2,41 persen atau 6.236 keluarga,” ujar dia.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, saat diwawancara wartawan, Sabtu, optimistis bisa menyediakan jamban sehat bagi seluruh warga Bumi Intanpari tahun depan. Caranya dengan model keroyokan.

Sumber pendanaan penyediaan jamban sehat menggunakan APBD Karanganyar, dana desa, dan corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan di Karanganyar. “Kecamatan yang sudah bebas kebiasaan BABS yaitu Kecamatan Jumapolo, Jumantono, Tasikmadu, dan Jatipuro. Sedangkan yang belum bebas BABS seperti di Karanganyar dan Kebakkramat,” kata dia.

Menurut Yuli, panggilan akrabnya, warga yang belum mempunyai jamban disebabkan faktor perilaku. “Bikin rumah saja mampu, kok bikin jamban tidak mampu. Kami akan dorong ini,” imbuh dia.

Yuli sudah membuat Peraturan Bupati (Perbup) No. 80/2016 tentang Gerakan Menuju Akses Sanitasi Menyeluruh sebagai pedoman mewujudkan Karanganyar bebas kebiasan BABS pada 2017.

Akhir bulan ini, Yuli diminta menjadi narasumber dalam forum kesehatan lingkungan di Aceh. Bersama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Yuli akan menjadi pembicara dalam pertemuan tersebut

“Karanganyar dinilai sungguh-sungguh menyediakan sanitasi. Pada 24 November nanti saya diminta memberikan paparan program setop BABS bersama Ridwan Kamil,” tutur dia.

Selain menyediakan jamban sehat bagi yang belum memiliki, Bupati berencana membentuk satuan tugas (satgas) di beberapa desa untuk memastikan perubahan perilaku masyarakatnya. “Di daerah tertentu akan kita buat satgas. Akan dipantau langsung ke sungai-sungai sambil bawa kentungan. Bila ada yang BABS, kentungan akan langsung dipukul dan orangnya diingatkan,” kata dia.

Sedangkan Kabid P2PL Dinas Kesehatan Karanganyar, Fatkul Munir, mengatakan perilaku BABS berdampak serius bagi kesehatan dan perekonomian masyarakat. Berdasarkan pemantauan Dinas Kesehatan diketahui 51,5 persen sumber air di Karanganyar tercemar bakteri e-Coli.

Angka kasus penyakit diare pun selalu menduduki 10 besar penyakit. “Artinya sumber-sumber air kita sudah tercemar tinja. Dampaknya luas, tidak hanya bagi kesehatan masyarakat, tapi juga ekonomi. Maka tidak ada kata lain, BABS harus dihentikan,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya