Sanitasi di Lima Kecamatan Tak Memadai

Fatkul Munir (Dok/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR–Kondisi sanitasi permukiman penduduk di lima kecamatan yaitu Jatiyoso, Gondangrejo, Jaten, Mojogedang dan Kebakkramat tak memadai.  Kondisi ini menyebabkan angka kasus diare dan infeksi saluran pernapasan (ISPA) selalu meningkat setiap tahunnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Lingkungan DKK Karanganyar, Fatkul Munir, mengatakan berdasarkan hasil survei Environment Health Risk Assesment (EHRA) di 16 kecamatan di kabupaten tersebut sebagian sanitasi di permukiman penduduk tak memadai.

“Survei dilakukan kepada 800 responden yang dilakukan pada Mei lalu,” katanya saat ditemui Solopos.com di kantornya, akhir pekan kemarin.

Menurutnya, kondisi sanitasi yang tak memadai berkaitan erat dengan kesadaran warga tentang kesehatan masih rendah. Misalnya, tidak sedikit permukiman penduduk yang belum mempunyai jamban. Belum lagi kondisi air yang mayoritas tercemar bakteri sehingga berpotensi menularkan penyakit.

Pihaknya bersama instansi terkait sedang merancang strategi sanitasi yang bakal diterapkan hingga 2018. Salah satunya dengan mengubah perilaku masyarakat agar sadar dengan kondisi sanitasi di lingkungannya masing-masing. “Fokusnya mengubah perilaku masyarakat, ini butuh proses yang cukup lama. Makanya strategi ini digunakan jangka panjang hingga lima tahun ke depan,” jelasnya.

Seorang warga Kelurahan Delingan, Karanganyar, Suratman menyatakan terdapat beberapa rumah tak layak huni (RTLH) di wilayahnya yang belum mempunyai jamban. Selama ini, para pemilik rumah melakukan buang air besar di kamar mandi umum. Dia meminta agar program jambanisasi dilaksanakan kembali di wilayah yang terdapat RTLH.