SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Hujan terus-menerus di kawasan hulu telah membuat ketinggian arus Sungai Bengawan Solo, Sabtu (15/5) naik tajam hingga nyaris melampaui siaga II. Sejumlah pintu air utama yang menghubungkan Kota Solo pun ditutup untuk mengadang arus Bengawan Solo yang ketinggiannya telah mencapai 8,6 meter.

Ketinggian air Bengawan Solo juga mulai memasuki permukiman warga bantaran RT 05/ RW XIII Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon. Meski banjir yang melanda wilayah tersebut baru sebatas mata kaki orang dewasa, namun warga di sana telah bersiap-siap membangun tenda pengungsian di tanggul untuk menjaga kemungkinan jika ketinggian air Bengawan terus merangkak.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Air naik rumah-rumah warga sejak pukul 06.00 WIB pagi. Warga dan Karang Taruna setempat telah menyiapkan tenda pengungsian di tanggul,” ujar warga setempat, Marno

Kabid Drainase DPU Kota Solo, Budi Santosa langsung menerjunkan sejumlah personelnya untuk menyalakan sejumlah pompa penyedot air di pintu Demangan Sangkrah. Ditutupnya pintu air Demangan lantaran ketinggian air di Bengawan lebih tinggi dibanding dengan ketinggian Kali Pepe.

“Mesin penyedot air dinyalakan sejak pukul 06.00 WIB. Mesin akan terus dinyalakan sampai ketinggian air antara Kali Pepe dengan Bengawan minimal sama. Syukur, ketinggian air Bengawan Solo lekas surut,” terangnya.

Hal serupa juga dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Sejumlah pompa air di pintu-pintu sungai langsung dinyalakan untuk mengurangi debit air dari dalam Kota Solo.

“Kenaikan air sangat cepat. Dalam waktu dua jam, air di Jurug yang semula 6,63 meter menjadi 7,52 meter atau sudah masuk siaga II,” kata Kasi Operasional dan Pemeliharaan (OP) BBWSBS, Ruhban Ruzziatno kepada Espos, Sabtu (15/5).

Sampai dengan pukul 12.00 WIB, ketinggian air Bengawan Solo di Jurug telah menyentuh angka 8,6 meter atau mendekati siaga III. Namun, dua jam berikutnya, ketinggian air berangsur surut menjadi 7,93 meter. “Yang kami khawatirkan ialah daerah-daerah hilir seperti, Bojonegoro, Cepu, Lamongan. Sebab, di sana belum dilengkapi infrastruktur seperti di hilir, sementara air dipastikan mengalir ke sana,” imbuhnya.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya