SOLOPOS.COM - Bus Damar Sasongko yang melayani trayek Solo-Sukoharjo. (Twitter)

Solopos.com, SOLO — Bus Damar Sasongko sebagai bus perintis legend yang melayani rute Solo-Sukoharjo masih eksis sampai saat ini. Bus tersebut tergolong sebagai bus tua yng sudah mengaspal jalanan sejak 1991.

Bus ini membawa penumpang menjelajahi jalanan dari Terminal Tirtonadi Solo, Semanggi, Grogol, Sukoharjo, Songgorunggi, Mento, Klerong, hingga Jatipuro.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Padahal, bodi maupun mesin yang dipakai bus itu tergolong tua. Menurut salah satu pengemudinya, bus legendaris itu sudah ada sejak tahun 1991. Pengelola bus senantiasa mengontrol kesehatan mesin setiap sore hari agar selalu awet dan tahan lama.

Bus Perang

Damar Sasongko adalah nama bus peritis yang kali pertama membuka trayek Solo-Sukoharjo-Klerong, yaitu persimpangan arah Jatipuro, Wonogiri, Sukoharjo, dan Karanganyar. Pemilik channel Youtube Djody Why dalam video yang diunggah pada Februari 2020 lalu menyebut sopir bus tersebut mengeluhkan kondisi kendaraan yang sudah tidak prima.

Mereka menyebut naik bus legend Solo-Sukoharjo, Dmar Sasongko, serasa naik bus perang. Mengapa demikian?

Bus yang melayani rute Jatipuro – Klerong – Sambirejo – Pasar Mento – Plesan – Songgorunggi – Sukoharjo – Solo PP itu mematok tarif Rp12.000 per orang. Bus tersebut mulai mengaspal jalanan sekitar tahun 1992.

Kala itu ada enam bus, yang kemudian pada tahun 1995 jumlahnya bertambah menjadi delapan. Pada tahun 2000-an, jumlah penumpang bus legendaris ini mulai menurun karena kemudahan kredit sepeda motor.

Bus Damar Sasongko juga merupakan angkutan umum pertama di Kecamatan Jatipuro. Sebelumnya masyarakat seperti terisolasi dan setelah adanya bus ini masyarakat bisa berpergian ke kota.

Namun saat ini Sang Perintis perlahan mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Kondisinya saat ini seperti hidup segan, mati tak mau.

Perawatan Bus

Suratno, 34, supir Bus Damar Sasongko mengatakan setiap sore setelah beroperasi, pengelola selalu rutin memeriksa kondisi mesin. Pemeriksaan mesin itu dilakukan secara berkala agar kondisi mesin tetap awet.

Karena trayek yang dilalui bus perintis itu cukup jauh hingga memakan waktu dua jam sekali jalan. “Awet sejak tahun 1991, setiap sore dicek terus,” ucap Suratno saat berbincang dengan Solopos.com di Terminal Tirtonadi, Solo, Selasa (28/6/2022).

Kerusakan mesin saat jam operasional, kata Suratno, hampir tidak pernah dialami. Menurutnya, kendala yang biasa dialami bus jurusan Solo-Jatipuro itu hanya ban bocor saat di jalan.

Baca Juga: Wah! Bus Perintis Solo-Batu Jamus Tarifnya Lebih Mahal Dari Solo-Jogja

“Jarang [bermasalah] itu, paling ban bocor, dan itu sudah biasa sering dijumpai, kan enggak mesti kena paku, kena benda tajam,” katanya. Saat ini, kata Ratno, Bus Damar Sasongko tersisa empat unit dari total 17 unit yang beroperasi pada awalnya.

Dalam satu hari satu bus jalan pulang-pergi empat kali. Suratno mengatakan bus Solo-Jatipuro yang dia kemudikan itu menggunakan mesin Mitsubishi Umplung 100 PS.

Bodi atau karoserinya dari Tri Sakti. Menurutnya, meski tua mesinnya masih kokoh melaju mengantarkan penumpang sampai tujuan. Bus Damar Sasongko jurusan Solo-Jatipuro itu, kata Suratno, memiliki kapasitas 25 tempat duduk dengan kursi 2-2.

Bus ekonomi yang mengandalkan AC alami dari jendela dan pintu bisa muat 40-an orang. “Kapasitasnya itu bisa muat 40-an, kursinya ada 25,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya