SOLOPOS.COM - Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Kota Solo. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO—Kota Solo siap jika diberi kesempatan untuk mengikuti program Work From Solo. Kesiapan yang ditunjukkan ini tak main-main, selain bukti sebagai Kota Ternyaman (versi Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia), Kota Bengawan ini juga memiliki fasilitas dan akomodasi yang memadai.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Darerah (BPPD) Solo, Retno Wulandari, mengatakan Work From Solo sangat bisa diterapkan di Solo. Hal ini karena Solo memiliki modal yang cukup sebagai tempat bekerja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kota Solo dijuluki Kota Ternyaman, artinya nyaman juga untuk dipakai bekerja. Selain itu, program vaksinasi yang cukup cepat khususnya di bidang pariwisata. Tak ketinggalan predikat Cleanliness, Health, Safety, and Environment [CHSE] yang telah dikantongi hotel-hotel di Solo,” ujar dia, kepada Solopos.com, Jumat (28/5/2021).

Baca Juga: Risiko dan Peluang Menyelamatkan Garuda Agar Bisa Tetap Terbang

Retno menyebut hotel-hotel di Solo memiliki fasilitas yang komplet. Misalnya, ada akses internet dan dan sarana prasarana pendukung lainnya. Ini termasuk penggunaan ruangan meeting yang dibisa dibentuk sesuai keinginan customer.

Selain itu, customer juga bisa menggunakan kamar dengan tipe-tipe tertentu untuk bekerja. Bahkan, sejumlah hotel yang mempunyai kamar tipe suite cukup lengkap. Pada kamar ini sudah ada meja atau ruangan untuk menerima tamu dan sebagainya.

Selain itu, baik perhotelan maupun biro perjalanan wisata bisa membuat paket destinasi sesuai kebutuhan customer. Sebagai contoh, hotel-hotel bisa menyediakan paket ke destinasi tertentu. “Customer pasti punya kepentingan dan hotel bisa beradaptasi,” imbuh dia.

Baca Juga: KPR DP 0 Persen Seret, Mending Pakai Uang Muka?

Gibran Sebut Solo Siap

Sebelumnya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengaku siap jika Solo diberi kesempatan untuk mengikuti program seperti Work From Bali. Selain kotanya aman dan nyaman, Solo juga memiliki fasilitas yang memadai untuk bekerja.

“Solo kan aman, hotelnya sudah ada, ya boleh saja, siap. Teman-teman hotel juga sudah divaksin, jadinya aman. Ya, nanti saya coba mengajukan, sementara sekarang sudah ada Work From Bali. Kalau dibolehkan, Solo siap,” tutur dia, dalam rilis kepada wartawan.

Dinas Pariwisata Solo mencatat jumlah hotel bintang ada 48 dan nonbintang sebanyak 97 hotel, dengan total kamar keseluruhan sebanyak 4.350 kamar pada 2020. Dalam hal ini, ada penurunan jumlah hotel khususnya nonbintang dari sebelumnya sebanyak 106 hotel pada 2019.

Baca Juga: Kolabarasi dan Perubahan Mindset, Kunci UMKM Go Global

Selama pandemi tahun lalu rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di Solo hanya 29,35%. Begitu pula dengan lama waktu menginap mereka di Kota Solo. Pihaknya menyebut rata-rata lama menginap wisatawan (RLM) atau lenght of stay untuk wisatawan domestik 1,5 hari dan wisman 2,5 hari.

Sebelumnya, pemerintah akan mewajibkan 25% aparatur sipil negara (ASN) di tujuh kementerian/lembaga di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk bekerja dari bali (work from Bali/WFB). Hal ini rencananya akan direalisasikan pada kuartal III 2021.

WFB diinisiasi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan untuk memulihkan pariwisata Bali yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Komitmen program WFB termaktub dalam nota kesepahaman Dukungan Penyediaan Akomodasi untuk Peningkatan Pariwisata The Nusa Dua Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya