SOLOPOS.COM - Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Vassilis Gkatzelis (kanan) dan Direktur Sampoerna, Elvira Lianita (kiri), dalam wawancara media pada hari Jumat (26/5/2023) di Jakarta, menyampaikan komitmen perseroan pada penciptaan nilai ekonomi dan investasi jangka panjang bagi ekosistem yang lebih luas selama 110 tahun beroperasi, serta membangun masa depan yang berkelanjutan di Indonesia. (Istimewa).

Solopos.com, JAKARTA — PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) secara konsisten memberikan perhatian khusus kepada petani tembakau, serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang menjadi bagian penting dalam ekosistem usahanya.

Upaya ini pun dibuktikan melalui program-program yang telah dilakukan Sampoerna guna menciptakan nilai jangka panjang dan membangun masa depan yang berkelanjutan di tanah air.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis mengatakan, tembakau memainkan peran penting dalam industri hasil tembakau nasional.

Oleh karena itu, Sampoerna menjalankan program kemitraan dengan petani tembakau bertajuk Sistem Produksi Terpadu di Indonesia.

Ekspedisi Mudik 2024

Program kemitraan yang dilakukan melalui perusahaan pemasok tembakau ini bertujuan meningkatkan kualitas dan produktivitas tembakau melalui program pendampingan teknis, sekaligus memberikan jaminan pembelian yang berperan bagi kesejahteraan petani.

“Sampoerna selalu mencari solusi penciptaan nilai yang bermanfaat bagi mitra kami. Kami bermitra dengan lebih dari 22.000 petani tembakau di Indonesia,” kata Vassilis dalam paparannya bersama media, Jumat (26/5/2023).

Melalui program kemitraan ini, para petani diperkenalkan dengan Praktik Pertanian yang baik (Good Agricultural Practices/GAP).

Para petani tembakau menerima pendampingan, mulai dari pembibitan, penanaman, panen, hingga proses pasca-panen guna menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani serta lingkungan sekitarnya.

“Jadi, ini adalah kerangka kerja yang mengatur standar kualitas, dan kami bekerja sama dengan petani untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi mereka, serta peduli terhadap keselamatan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan,” tegasnya.

Di samping kemitraan tersebut, dia menekankan, Sampoerna berkomitmen pada pemanfaatan tembakau lokal dan cengkeh lokal. Menurut dia, Indonesia adalah salah satu produsen tembakau dan cengkih terbesar di dunia.

Selain petani tembakau, Sampoerna juga bekerja sama dengan 1.700 pemasok lokal di seluruh Indonesia baik untuk penyediaan barang maupun jasa. Adanya pemasok ini turut menciptakan nilai perekonomian serta menciptakan efek berganda bagi perekonomian.

Ia juga mengatakan, Sampoerna bermitra dengan 38 mitra produksi sigaret (MPS) yang dimiliki oleh pengusaha lokal atau koperasi daerah setempat. MPS yang tersebar di Pulai Jawa ini menyerap tenaga kerja sekitar 45.600 orang pada tahun 2022.

Sementara itu, di sektor pengembangan UMKM, Sampoerna telah memiliki program Sampoerna Ritel Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).

Adapun pemberdayaan UMKM telah menjadi prioritas bagi Sampoerna dalam menciptakan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Vassilis mengatakan melalui SRC, Sampoerna melatih para pemilik toko kelontong supaya mereka bisa bertahan dan berkompetisi lebih baik.

Pelatihan tersebut meliputi penataan toko, pengelolaan keuangan, memberikan kapabilitas digitalisasi melalui penyediaan fasilitas ekosistem digital bagi peritel, hingga dilengkapi dengan layanan perbankan digital yang terkoneksi langsung dengan bank-bank terkemuka.

Para pemilik toko kelontong anggota SRC juga didorong turut mengembangkan UMKM di sekitarnya dengan cara menjual produk UMKM tersebut di Pojok Lokal toko SRC.

“Jadi hal inilah yang kita lakukan untuk mendorong UMKM di Indonesia. Hari ini anggota SRC ada sekitar 225.000 di berbagai provinsi. Jadi tidak hanya di kota besar, tapi sampai di berbagai wilayah di Indonesia,” ungkap Vassilis. Jumlah anggota SRC tersebut telah meningkat sekitar 65.000 anggota dibandingkan dengan tahun 2021 lalu.

Di samping itu, SETC, sambung Vassilis, memiliki pusat fasilitas pelatihan kewirausahaan seluas 27 hektar di Pasuruan, Jawa Timur.

Ia mengatakan, ini merupakan wadah pelatihan bagi para UMKM di seluruh Indonesia. Para pelaku UMKM binaan SETC mendapatkan pelatihan kejuruan seperti membuat makanan, camilan, mengolah hasil pertanian, peternakan, dan lainnya.

“Kami telah melatih sekitar 67.000 orang. Awalnya yang dilatih memang hanya pelaku UMKM yang berada di sekitar pabrik kami di Pandaan (Pasuruan). Kini, para pelaku UMKM di seluruh Indonesia dapat turut belajar seputar kewirausahaan di SETC,” ujar Vassilis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya