SOLOPOS.COM - Petugas penarik gerobak sampah hendak membuang sampah di kontainer yang berada di TPS Taman, Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Senin (9/11/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Sampah Madiun dinilai petugas kurang diolah maksimal di tataran rumah tangga sehingga menyebabkan sampah selalu membeludak dan kurang terkendali.

Madiunpos.com, MADIUN – Volume sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) Taman, Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim) seringkali membeludak. Sampah yang diangkut dari rumah-rumah warga di Kecamatan Taman tersebut tidak semuanya bisa masuk ke dalam tiga kontainer di TPS Taman.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Anggota staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Madiun yang menjadi penanggung jawab pengelolaan sampah di TPS Taman, Jumari, 54, menilai volume sampah yang masuk TPS Taman semakin banyak karena warga kian konsumtif. Selain mengurangi daya konsumsi, menurut dia, warga mesti mulai berpartisipasi untuk mengolah sampah masing-masing.

“Sampah di TPS Taman seringkali membeludak. Semakin banyak sampah rumah tangga, berupa kemasan makanan atau minuman yang dibawa gerobak petugas. Warga saat ini memang cenderung mengonsumsi makanan dan minuman dalam kemasan plastik atau kaleng,” kata Jumari saat berbincang dengan Madiunpos.com di TPS Taman, Senin (9/11/2015).

Jumari menyampaikan warga perlu bernisiatif mendirikan bank sampah untuk memecah permasalahan sampah yang sampai saat ini belum juga bisa teratasi dengan baik. Menurut dia, bank sampah menjadi iming-iming untuk warga terbiasa membuang sampah tidak sembarangan. Apabila berdiri bank sampah, lanjut Jumari, warga cenderung mau memilah sampah sehingga lingkungannya bersi.

“Ketua RT atau ketua RW di masing-masing wilayah di Kota Madiun mulai membicarakan pentingnya pendirian bank sampah. Dengan bank sampah, warga akan mulai memaksimalkan pemanfaatan barang bekas yang selama ini hanya terbuang secara percuma,” jelas Jumari.

Untungkan Diri Sendiri
Menurut Jumari, banyak pengusaha rongsok di Kota Madiun yang mau menampung barang-barang bekas dari warga. Dia mengatakan warga tinggal membentuk organisasi atau kelompok bank sampah yang mampu mengelola sampah dari banyak warga. Jumari menjelaskan sampah yang ditabung di bank sampah akan menghasilkan rupiah.

“Sampah yang terkumpul di bank sampah dijual ke pengusaha rongsok. Hasil penjualan tersebut dibagi ke warga yang telah menabung sampah. Pendirian bank sampah menguntungkan bagi diri sendiri dan orang lain karena sampah di TPS tidak lagi membeludak hingga menggagu lingkungan sekitar,” jelas Jumari.

Sementara itu, penarik gerobak sampah yang mangkal di TPS Taman, Pono, 66, mengaku sepakat dengan usulan pendirian bank sampah di setiap lingkungan warga sebagai upaya pengendalian sampah. Namun, dia berharap tetap terlibat dalam kegiatan bank sampah tersebut. Pono mengatakan dirinya selama 23 tahun hidup dari penghasilan sebagai penarik gerobak sampah. 

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya