SOLOPOS.COM - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan) didampingi Gubernur NTB, M Zainul Majdi (kedua kanan) mengunjungi korban banjir di Kelurahan Penaraga, Kota Bima, NTB, Senin (26/12/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Ahmad Subaidi)

Kerugian akibat bencana banjir bandang di Bima, NTB, mencapai Rp913 miliar.

Solopos.com, MATARAM — Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansyah menyebut pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kementerian PU Pera untuk mendatangkan peralatan, baik untuk recovery rumah maupun pembersihan sampah. Diperkirakan total kerugian akibat banjir tersebut sekitar Rp913 miliar, yang meliputi kerusakan rumah, fasilitas umum, dan kerugian usaha.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan pantauan Mensos dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), sekitar 70% raskin terendam banjir dan tidak bisa diselamatkan. “Dari 2.200 ton stok beras, hanya sekitar 500 ton yang bisa diselamatkan,” ujar Khofifah di Bima, seperti dikutip Bisnis/JIBI keterangan resmi, Senin (26/12/2016).

Menteri Sosial menjelaskan fungsi Kementerian Sosial pada saat terjadi bencana alam adalah posisi tanggap darurat. Hal itu juga untuk memastikan seluruh logistik tersalurkan di dapur umum yang dapat diakses oleh masyarakat.

Kunjungan ke Bulog dimaksudkan untuk memastikan suplai raskin. Devisi Regional yang membawahi Kabupaten Bima, Kota Bima, dan Dompu tersebut memastikan stok raskin untuk 8 bulan ke depan masih aman.

Khofifah meminta pemerintah Kota Bima untuk membuka ruang koordinasi kepada seluruh relawan yang hadir. Hal ini untuk mempercepat pemulihan masyarakat, baik fisik maupun psikis.

“Ini membutuhkan eskavator kecil dalam jumlah yang banyak. Gang gang ini harus ditembus dengan eskavator. Kalau manual, proses pembersihan ini membutuhkan waktu yang cukup lama,” ujar Khofifah di Bima, seperti dikutip dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis/JIBI, Senin (26/12/2016).

Dalam tinjauan tersebut, terlihat tumpukan sampah dan lumpur memenuhi halaman dan rumah warga di daerah tersebut. Belum lagi, bau tidak sedap mulai bermunculan akibat lumpur dan sampah tersebut. Dikhawatirkan penyakit akan muncul jika tumpukan sampah tersebut tidak ditangani segera.

Khofifah memberikan motivasi kepada seluruh pengungsi untuk tetap tegar dan sabar menghadapi cobaan. “Ujian ini ibarat anak sekolah. Siapa yang lulus ujian maka dia akan naik kelas. Kita semua berdoa agar seluruh warga Kota Bima naik kelas,” ujar Khofifah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya