SOLOPOS.COM - Gambar desain Pasar Jongke Solo yang akan direvitalisasi mulai tahun ini. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO —Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo mengadakan rapat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Pasar Jongke yang kedua pada Selasa (27/3/2023). Rapat tersebut dihadiri oleh peserta salah satunya dari lingkup masyarakat.

Kepala Bidang Tata Kelola Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup, Bany, menjelaskan masyarakat memberikan sejumlah masukan selama rapat Amdal Pasar Jongke berlangsung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Masyarakat meminta agar jangan sampai ada limbah, terus bisa mengakomodasi masyarakat sekitar untuk tenaga kerja [saat pembangunan pasar], lalu juga dikelompokkan losnya, misalnya pedagang daging ya dijadikan satu loss dengan pedagang daging lainnya,” ujar dia saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (29/3/2023).

Mulai dari permintaan pengaturan sampah pasar hingga pengaturan loss dibahas dalam rapat tersebut. Ada pun Bany membocorkan salah satu pembahasan lainnya seperti masyarakat yang membuang sampah atau limbah di bantaran sungai. Dengan adanya pembangunan pasar baru, diharapkan masyarakat tidak melakukan hal negatif itu lagi.

Lebih lanjut, Bany menjelaskan sejumlah masukan yang diberikan oleh masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat tersebut ditampung dan akan menjadi bahan perbaikan. Kemudian, nantinya para pakar juga menyampaikan pandangan untuk dijadikan bahan final penerbitan izin persetujuan lingkungan

“Setelah masukan-masukan ini terkumpul kemudian diolah, lalu muncul semacam rekomendasi dari tim ahli,” ungkap dia.

Ada pun masukan dari Lembaga Swadaya Masyarakat, pedagang diharapkan bisa mengelola sampah organik secara mandiri. Kemudian menciptakan sistem bank sampah di pasar. Hal itu disampaikan oleh LSM Gita Pertiwi yang menyoroti adanya pengelolaan sampah secara mandiri dengan penerapan sistem bank sampah.

Ada pula usulan wacana soal penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3) di Pasar Jongke nantinya. Dari pihak dinas juga berencana mengusulkan semacam alarm atau lagu khas untuk jadwal membuang sampah para pedagang.

Tentunya dinas dalam hal ini juga menyediakan tempat sampah di sejumlah lokasi di pasar. Setiap harinya sampah akan langsung diangkut sehingga tidak ada sistem timbunan sampah selama berhari-hari.

Setidaknya terdapat delapan pakar dari Universitas Sebelas Maret yang terlibat penyusunan Amdal Pasar Jongke. Mulai dari ahli bidang sosial budaya, kimia, lingkungan, dan lain sebagainya.

Rapat tersebut melibatkan lini dari masyarakat, pemerintah tingkat kelurahan dan kecamatan, LSM, hingga akademisi atau tenaga ahli untuk memberikan masukan dan saran terkait pengelolaan dan pemantauan pasar jongke ke depan. Hasil final dari masukan dan pandangan para pakar akan sampaikan ke Wali Kota Solo untuk mendapat persetujuan izin lingkungan berupa Amdal.

“Setelah itu diserahkan ke DPMPT [Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu] agar keluar izin lingkungannya,” jelasnya.

Mengenai kerangka acuan (KA-Amdal), pasar dicanangkan menjadi salah satu ikon Kota Solo dengan pasar berprinsip ramah lingkungan dan ramah difabel. Ramah lingkungan artinya tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan seperti pencemaran air, tanah, maupun udara.

“Difabel akan diberikan akses sendiri untuk parkir, toilet, dan nanti jalannya juga sudah nanti,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya