SOLOPOS.COM - Ilustrasi stasiun luar angkasa. (NASA)

Sampah antariksa yang terdeteksi di luar angksa mencapai lebih dari 100 juta unit, luar biasa!

Solopos.com, JAKARTA— Ada lebih dari 100 juta unit atau tepatnya 100.523.000 unit sampah di antariksa. Ukuran sampah luar angksa itu berukuran mulai dari 1 milimeter hingga lebih dari 10 centimeter.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Seperti dilansir Kantor Berita Antara, Minggu (28/2/2016), sampah antarisa itu dihasilkan dalam waktu 50 tahun terakhir  dam semakin mengancam keberadaan satelit hingga stasiun luar angkasa.

“Dengan meningkatnya aktivitas di luar angkasa semakin tinggi kemungkinan tabrakan di luar angkasa terjadi dengan adanya sampah antariksa tersebut,” kata Asisten Sekretaris Biro Pengendalian Senjata, Verifikasi, dan Kepatuhan Amerika Serikat Frank A Rose dalam diskusi Three Minutes of Darkness Over Indonesia di Jakarta, Jumat (26/2/2016).

Ia mengatakan radar milik The US Join Space Operations Center (JSpOC) berhasil melacak lebih dari 23.000 sampah antariksa seukuran bola softball atau lebih besar dari 10 cm.

Radar itu juga berhasil melacak 500.000 lebih sampah antariksa dengan ukuran lebih dari 1 cm, dan 100 juta lebih sampah antariksa dengan ukuran lebih besar.

Berbagai macam sampah antariksa, menurut Rose, ada di angkasa, mulai dari sikat gigi, bekas roket, bekas pesawat ulang alik, hingga satelit yang sudah tidak aktif. Semua bersama-sama berotasi mengelililngi bumi bersama satelit yang masih aktif hingga stasiun ruang angkasa.

Pada 2007, ia mengatakan Tiongkok melakukan uji coba satelit dan menghasilkan 3000 fragmen berukuran di atas 10 cm yang diperkirakan akan ada di luar angkasa ratusan tahun. Pada 2009, kejadian signifikan terjadi di ruang hampa udara tersebut saat satelit Rusia Iridium 33 hancur tertabrak satelit Rusia Cosmos 2251 lainnya yang sudah tidak aktif.

“Sampah antariksa ini jelas akan menjadi ancaman bagi sistem keantariksaan banyak negara, bahkan beberapa tahun terakhir ratusan kejadian di mana sampah antariksa hasil uji coba tahun 2000 sudah semakin mendekati satelit-satelit mereka sendiri,” ujar Rose.

Ia mengatakan saat ini ada sekitar 60 negara, instansi swasta, akademi di dunia yang mengoperasikan satelit, dan jumlahnya mencapai lebih dari 100 unit dengan bermacam-macam orbit.

Dana Operasional Meningkat

Semakin meningkatnya jumlah sampah antariksa yang mengorbit di lapisan terendah (Low Earth Orbit/LEO) antara 300 hingga 1500 kilometer (km) di atas permukaan bumi membuat operasional satelit semakin mahal di masa depan.

“Ini membuat satelit-satelit dan stasiun ruang angkasa ada yang harus bermanuver 25 kali dalam setahun di ruang angkasa untuk menghindari bertabrakan dengan sampah antariksa,” ujar dia.

“Serpihan cat berukuran 4 mm yang mengorbit dengan kecepatan 17.000 mil per jam mampu merusak satelit jika sampai bertabrakan”, katanya.

Rose mengatakan sangat mungkin sampah-sampah antariksa tersebut jatuh ke bumi. Kejadian tabrakan satelit milik Rusia dengan satelit Rusia lainnya yang sudah tidak aktif di 2009 terjadi di ketinggian 800 km dari permukaan bumi.

“Butuh waktu ratusan tahun untuk jatuh ke bumi, dan saat ini terus berputas mengelilingi bumi di angkasa. Tapi pada level ketinggian yang lebih rendah sampah-sampah ini bisa jatuh ke bumi hanya dalam hitungan pekan,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya