SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO -- Tokoh pemuda Solo, BRM Kusumo Putro, menebar 2.021 benih ikan ke Sungai Bengawan Solo, Kamis (31/12/2020) petang. Hal ia lakukan untuk menyambut datangnya tahun 2021.

Kusumo menebar benih ikan lele dan nila ke sungai terpanjang Pulau Jawa itu di kawasan Jurug, Jebres. Ia mengatakan pelepasan ikan ke sungai legendaris itu sebagai wujud komitmennya menjaga lingkungan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Menurutnya, habitat ikan di sungai tersebut mulai berkurang seiring fenomena pencemaran limbah. Tidak hanya Sungai Bengawan Solo, fenomena pencemaran limbah terjadi pada banyak sungai lain.

210 Warga Solo Terkonfirmasi Positif Covid-19 Dalam 2 Hari

Ekspedisi Mudik 2024

"Saya prihatin dengan kondisi Sungai Bengawan Solo dan sungai-sungai Indonesia lainnya. Yang saya lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, utamanya sungai sebagai habitat ikan," terangnya tentang tebar benih ikan ke Bengawan Solo itu.

Kusumo sadar apa yang ia lakukan belum ada artinya untuk menjaga kelestarian ekosistem air Sungai Bengawan Solo. Tapi ia berharap usaha kecilnya itu bisa merangsang orang lain untuk melakukannya.

Dengan begitu akan semakin banyak orang atau kelompok yang melakukan aksi nyata untuk menjaga kelestarian ekosistem sungai. Ia membandingkan kondisi sungai pada masa lalu dengan konsisi saat ini.

Mendominasi, 243 Pasien Covid-19 Solo Jalani Karantina Di Donohudan

Tidak Terawat

"Dulu kondisi sungai relatif lebih terjaga, bersih dan spesies binatang penghuninya bisa hidup baik. Sekarang sungai-sungai banyak yang rusak tidak terawat dan airnya tercemar limbah berbahaya," katanya.

Padahal, menurut Kusumo, seharusnya manusia tidak semata mengambil manfaat dari alam. Manusia juga berkewajiban menjaga alam agar tetap lestari sehingga bisa terus memberikan manfaat, salah satunya dengan menebar benih ikan di Bengawan Solo seperti yang ia lakukan.

RSUD dr Moewardi Solo Rekrut Sukarelawan Nakes, Ini Syarat Dan Kualifikasinya

"Dulu orang-orang masih peduli sungai, merawatnya dengan baik. Ikan dan lain-lain bisa hidup dengan sehat. Sekarang masyarakat kurang peduli. Pencemaran terjadi di mana-mana. Orang tak peduli habitat sungai," sesalnya.

Bila fenomena itu terus terjadi, Kusumo meyakini suatu saat alam akan murka. Bencana akan terjadi karena kondisi alam yang rusak dan tak terawat, seperti banjir, tanah longsor dan bencana lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya