SOLOPOS.COM - Demo Gejayan Memanggi Lagi (Harian Jogja/Rahmat Jiwandono)

Solopos.com, SLEMAN - Aksi demonstrasi bertajuk Gejayan Memanggil Lagi digelar di Pertigaan Gejayan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (9/3/2020). Massa lantas mulai membubarkan diri pada pukul 17.25.

Aksi demonstrasi itu dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap RUU Omnibus Law. Massa yang mayoritas mahasiswa itu tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) mengutarakan aspirasinya selama hampir lima jam. Selama itu pedagang buah, bengkel dan penjahit tas menutup lapaknya. Selama itu juga polisi menutup akses di simpang tiga Gejayan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Identitas Terungkap, Pasien Pertama & Kedua Positif Corona Depresi

Dikutip dari detik.com, massa membubarkan diri sambil memunguti sampah. Sejalan dengan itu, polisi langsung membuka akses jalan. Kini, arus kendaraan yang melewati simpang tiga Gejayan sudah berangsur normal.

Aksi Gejayan Memanggil Lagi tercatat sebagai aksi ketiga. Namun, Humas ARB Kontra Tirano menyatakan gerakan melawan oligarki ini tidak akan berhenti sampai di sini.

"Rencananya kami mendorong untuk konsolidasi nasional, tetap mendukung pemogokan nasional, kita juga sepakat turun bersama di Jakarta untuk menggagalkan Omnibus Law," kata Kontra Tirano, di simpang tiga Gejayan, Senin (9/3/2020).

Santri-Kiai Grobogan Meninggal Tenggelam di Lubang Bekas Galian C Akibat Kepeleset Saat Cuci Kaki

Kontra Tirano menjelaskan gerakan di Jakarta akan bergabung dengan gerakan buruh. Waktunya, kata dia, menunggu saat rapat paripurna dari DPR. "Kapannya, ditunggu aja, patokannya ketika rapat paripurna. Nanti bersama dengan gerakan buruh. Kita tunggu juga kabar kawan-kawan di seluruh Indonesia," ucapnya.

300 Personel Keamanan

Sementara itu, seperti dilansir Solopos.com, Polres Sleman menurunkan 300 personel untuk mengamankan aksi unjuk rasa tersebut. Kapolres Sleman AKBP Rizki Ferdiansyah mengatakan personel yang diturunkan untuk mengamankan aksi berasal dari jajaran Polda DIY.

"Kami dibantu oleh 400 personel Polda DIY, namun personel dari Polda hanya untuk mem-back up, tetapi kami mengedepankan kawan-kawan di lalu lintas [Satlantas] untuk merekayasa arus. Kami juga andalkan tim negasiator mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Rizki, Senin (9/3/2020).

Siapa Sally Face? Karakter Idola Gadis Pembunuh di Sawah besar

Aksi yang digelar oleh sejumlah badan eksekutif mahasiswa (BEM) seperti UGM, UMY, UNY, dan Universitas Sanata Dharma (USD) juga sudah berkoordinasi dengan kepolisian melalui kooordinator lapangan (korlap) masing-masing. Simpang tiga Gejayan dinilai menjadi tempat yang “seksi” bagi sejumlah mahasiswa untuk dijadikan tempat berorasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya