SOLOPOS.COM - Warga Dusun Gajahan RT 001/RW 001, Desa Gajahan, Colomadu, Bambang Triadmaja, menunjukan sambal tabur olahan pribadinya di aula Kantor Desa Gajahan, Kamis (30/1/2020). (Solopos-M. Aris Munandar)

Solopos.com, KARANGANGANYAR -- Mahalnya harga cabai menjadi masalah bagi pengusaha makanan dan pencinta masakan pedas. Sebuah inovasi muncul dari Bambang Triadmaja, 33, warga Dusun Gajahan RT 001/RW 001, Desa Gajahan, Colomadu, Karanganyar.

Bambang meracik sambal tabur dan memasarkannya di saat harga cabai kian mahal. Ide membuat sambal tabur berawal dari banyaknya keluhan masyarakat soal naiknya harga cabai. Kemampuan masyarakat membeli cabai pun berkurang dan berimbas pada rasa pedas masakan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Strategi Bambang dalam membuat sambal tabur adalah dengan menyetok cabai dalam kondisi kering saat harga di pasaran sedang rendah. Cabai tersebut dibuat kering agar awet di bisa digunakan lebih lama.

“Inovasi yang saya munculkan yakni mengawetkan cabai dengan cara dikeringkan agar mempunyai stok cabai setiap saat, terutama saat harga cabai mahal. Ide itu sudah muncul sejak saya masih muda, tetapi baru terealisasi enam bulan yang lalu,” kata dia saat ditemui Solopos.com di aula Kantor Desa Gajahan, Kamis (30/1/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Sepi Peminat, Pak Karto Solo Bertahan Menjual Sandal Karet Ban

Inisiatif mengeringkan cabai berawal saat Bambang melihat produk buah, daun, dan sejenisnya yang bisa dikeringkan. Dia pun mulai meramu dan belajar menyatukan bahan-bahan sambal tetapi dalam kondisi kering.

“Produk yang saya olah ini spesial, tidak ada pengawet. Bahannya fresh semua termasuk cabainya, sehingga rasa pedasnya lebih kuat. Kami ingin menjaga kualitas produk, selain itu kami tidak ingin masyarakat menikmati makanan yang ada unsur kimianya,” beber dia.

Setelah cabai dibersihkan dan dicuci bersih, cabai dikukus selama 15-20 menit. Setelah lunak, cabai dihaluskan dengan ulek atau blender. Jika sudah halus, cabai dicetak menggunakan tutup gelas seperti rengginang dan ditaruh di nampan.

Tahan 1 Tahun

 

Sambal tabur Chef Beng produksi Gajahan, Colomadu, Karanganyar. (Solopos-M Aris Munandar)

Setelah itu, adonan cabai itu dikeringingkan melalui sinar matahari dengan menaruh kaca dan lempengan aluminium di bawahnya. Cabai ditaruh di atas alat tersebut menggunakan rak kayu. Setelah kering, cabai disimpan dalam stoples kedap udara dan bisa tahan hingga satu tahun.

Untuk membuat sambal tabur, cabai yang disimpan tadi dihaluskan atau diayak menggunakan saringan. Setelah halus dicampur dengan bawang merah dan putih goreng, gula, garam, jamur granola, lada hitam dan bahan alami lainnya. Pembuatan tidak menggunakan monosodium glutamat (MSG).

Nasi Gudeg Mas Heri Solo Rp5.000/porsi, Jeroannya Bikin Ngiler

“Produk tersebut saya kembangkan dan menghasilkan produk lain, yakni dicampur dengan udang rebon dan teri medan. Jadi ada tiga rasa, original, udang dan teri,” ujar dia.

Bubuk cabai yang dihaluskan dari penyimapanan stoples, lanjut dia, bisa digunakan sebagai tambahan masakan, misalnya nasi goreng atau masakan lainnya. Sedangkan sambal tabur bisa dicampurkan ketika makan bakso, soto dan makanan lainnya.

Sejak tiga bulan lalu, Bambag mulai menjual produk yang dibuat tersebut. Dalam satu hari dia mampu memproduksi 50 botol sambal tabur dengan berat 45 gram. Satu botol sambal tabur dihargai Rp15.000 dengan nama Sambal Tabur Spesial “Chef Beng”.

Selain sambal tabur, saat ini dia tengah mengembangkan teh bunga telang, herbal telang dan telang rempah. Dari hasil karyanya tersebut, Bambang mewakili Desa Gajahan mengikuti Lomba Produk Inovasi Desa yang diselenggarakan Gerakan Aspirasi Muda Lawu (Gardal). Dalam lomba yang dihadiri yang dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Karanganyar di Dusun Beji, Desa Bejen, Karanganyar, Jumat (24/1/2020), itu, Bambang meraih juara I.

“Harapan saya banyak pemuda yang memunculkan inovasi dan karya baru untuk menjawab berbagai keluhan masyarakat,” kata Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya