SOLOPOS.COM - Sambal cabuk dijual di Toko Oleh-Oleh Bu Darmo dibedakan menjadi dua pengemasan, yaitu daun dan mangkuk dari mika. (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI—Sambal cabuk merupakan salah satu makanan khas Wonogiri. Tak hanya khas, kini sambal cabuk sudah jarang ditemukan karena bahan baku utamanya, wijen hitam, jarang ditanam di kota tempat makanan khas itu berada.

Meski begitu, di Pasar Wonogiri Kota, terdapat satu-satunya toko yang masih menjual sambal cabuk. Diketahui nama toko sekaligus pemiliknya sudah menjual sambal cabuk selama 50 tahun lebih. Selama puluhan tahun hingga kini, sambal cabuk yang dijualnya selalu habis dibeli pembeli dari berbagai daerah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Plang nama di toko itu diberi nama Toko Oleh-Oleh Bu Darmo. Rumah pemilik sekaligus dapur produksi sambal cabuk berada di Lingkungan Cubluk RT 003 RW 004, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.

Baca Juga: Mie Ayam Wajan Ramaikan Wisata Kuliner Wonogiri

Pemilik awalnya bernama Darmo, 95. Namun kini dalam pengelolaannya, ia menyerahkan kepada anaknya, Sri Mulyani, 60, dan kini diteruskan kepada keturunannya, Rika, 30. Mereka memang merencanakannya secara turun-temurun.

“Rasanya enak, sudah langka karena cuma ada di Wonogiri, dan laris,” ucap Sri diikuti anaknya, Rika, saat ditanya kenapa tetap mempertahankan produksi sambal cabuk, Kamis (10/2/2022).

Makanan yang berkomposisi cabai, wijen hitam, kemangi, dan kelapa, jarang atau bahkan tak ditemukan di kota atau kabupaten lain. Hal itu yang menurut Sri dan Rika, sambal cabuk Toko Oleh-Oleh Bu Darmo selalu laris, bahkan sering menerima pesanan pelanggan di acara-acara tertentu.

Baca Juga: Kuliner Wonogiri: 5 Camilan Tradisional Laziz Khas Kota Gaplek

Dalam produksi sambal cabuk, Rika menambahkan proses masak yang masih menggunakan bahan bakar arang bukan gas, dan dilapisi daun, adalah yang membuat sambal cabuk buatannya enak.

“Walaupun dengan cara memasak yang seperti itu ribet dan untungnya sedikit, tapi kami tetap mempertahankan. Soalnya, sambal cabuk ini makanan khas yang hanya ada di Wonogiri, di daerah lain tidak ada yang bisa mengolah seperti itu,” ujar Rita.

Ia melanjutkan, proses memasak sambal cabuk yang digunakannya sudah terjadi turun-temurun, dari Darmo ke anak (Sri) dan lalu cucunya (Rika). Mereka mengklaim proses seperti itu berguna untuk mempertahankan kualitas dan rasanya yang enak.

Baca Juga: Cucu Pertahankan Cita Rasa Kuliner Wonogiri Ayam Panggang Mbok Tiyem

 

Selalu Habis

Pembeli sambal cabuk berasal dari luar daerah. Salah satu pelayan yang ditemui Solopos.com di dalam toko di Pasar Wonogiri kota, Sisih, mengatakan stok sambal cabuk selalu habis.

“Biasanya pembeli dari Solo yang naik KA Batara Kresna lalu berhenti di Stasiun Wonogiri, mereka mencari sambal cabuk untuk dijadikan oleh-oleh,” ucap Sisih, Kamis (10/2/2022).

Dalam setiap pembuatan, sambal cabuk milik Toko Oleh-Oleh Bu Darmo bisa bertahan selama 10 hari. Namun jika dimasukkan ke dalam kulkas, sambel cabuk tersebut bisa bertahan selama satu bulan.

Baca Juga: Keunikan Pasar Doplang, Wisata Kuliner Wonogiri Dengan 140-An Menu Jajanan Tradisional

Pembaruan stok sambal cabuk milik Toko Oleh-Oleh Bu Darmo dilakukan dua hari sekali. Adapun pengemasannya dibedakan menjadi dua, yakni dikemas menggunakan daun dan ada yang menggunakan mangkuk kecil dari mika.

Sambal cabuk yang dikemas menggunakan daun dibanderol Rp2.000. Sedangkan sambel cabuk yang menggunakan mangkuk kecil dari mika dijual Rp6.000. Tertarik mencobanya?

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya