SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19. (Antara/Muhammad Adimaja)

Solopos.com, KLATEN — Kasus pemakaman jenazah pasien positif Covid-19 yang tak sesuai prosedur di Desa Ngerangan, Bayat, Klaten, Rabu (3/6/2020), mirip peristiwa di Desa Senting, Sambi, Boyolali, 14 Mei 2020 lalu.

Selain sama-sama dimakamkan tanpa melalui prosedur pemulasaraan jenazah terinfeksi virus corona, ada beberapa kesamaan lain pada dua peristiwa itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sama-Sama Meninggal di Luar Daerah

Pasien positif Covid-19 yang dimakamkan di Ngerangan, Klaten, dan Senting, Boyolali, sama-sama meninggal di luar daerah. Pria berinisial Tk di Ngerangan meninggal di RS Wongsonegoro, Semarang, Selasa (2/6/2020).

Hasil Tes Swab Covid-19 SPG Solo Paragon Mall Sudah Keluar, Positif Atau Negatif?

Sedangkan pria berinisial SP, 78, di Senting, Boyolali, meninggal di salah satu rumah sakit di Jakarta pada 14 Mei 2020. Kedua jenazah positif Covid-19 itu lalu dibawa ke tanah kelahiran masing-masing untuk proses pemakaman.

Warga Baru Tahu Status Positif Covid-19 Seusai Pemakaman

Pada kedua kasus itu, warga yang melayat maupun yang terlibat dalam proses pemakaman sama-sama tidak tahu jenazah bersangkutan positif corona saat dimakamkan.

Warga baru tahu jenazah tersebut positif corona setelah pemakaman selesai. Warga Senting, Boyolali, bahkan baru tahu dua hari setelah pemakaman.

Anggaran Pilkada Solo 2020 Membengkak Rp10,1 Miliar, Rudy: Pemkot Sudah Tak Punya Uang!

Surat dari rumah sakit di Jakarta yang menyatakan jenazah pria berinisial SP itu positif Covid-19 baru tiba di Boyolali dua hari setelah pemakaman.

Sedangkan jenazah di Ngerangan, Klaten, diketahui positif Covid-19 seusai pemakaman berdasarkan informasi dari sopir ambulans yang mengantar jenazah.

Ada dugaan petugas medis maupun keluarga jenazah tidak jujur kepada warga Ngerangan soal status jenazah yang dimakamkan tersebut sejak awal.

Telanjur Melayat Jenazah Covid-19, Puluhan Warga Ngerangan Klaten Waswas

Petugas medis yang mengantar jenazah hanya meminta warga menyediakan alat penyemprot disinfektan. Tanpa informasi yang pasti, warga tidak mencurigai apa pun baik yang ikut melayat ke rumah maupun di permakaman.

Minim Koordinasi Petugas Medis Dengan Pemangku Wilayah

Kesamaan lainnya pada kedua kasus tersebut, pemakaman jenazah positif Covid-19 itu dilakukan tanpa komunikasi maupun koordinasi yang jelas antara petugas rumah sakit dengan aparat terkait di wilayah.

Informasi dari petugas medis rumah sakit yang merawat kedua pasien itu sangat minim. Hal ini membuat warga sekitar kecolongan. Mereka tidak curiga atau pun waspada.

Terduga Teroris Solo Meninggal Dalam Penahanan, Dimakamkan Malam Ini Di Polokarto

Pada kasus di Senting, Boyolali, dari rumah sakit di Jakarta yang merawat pasien bahkan tidak ada informasi sama sekali mengenai riwayat pasien tersebut. Tidak ada informasi apakah pasien bersangkutan ada riwayat terkait corona atau tidak.

Sedangkan pada kasus di Ngerangan, Klaten, ada petugas medis yang ikut mengantar jenazah namun sejak awal tidak memberikan informasi yang jelas kepada warga.

3 Kontak Jenazah di Senting Boyolali Positif Covid-19

Dari dua kasus pemakaman jenazah positif Covid-19 di Ngerangan, Klaten, dan Senting, Boyolali, yang tak sesuai prosedur, gugus tugas di wilayah setempat langsung melakukan contact tracing.

Seorang Ibu Hamil di Solo Reaktif Rapid Test Corona, Harus Operasi Caesar

Di Senting, Boyolali, 19 orang diketahui berkontak dengan jenazah SP. Mereka menjalani rapid test kemudian swab test. Hasilnya tiga orang positif Covid-19. Mereka yakni ST, 40, DW, 20, dan SH, 37. Ketiganya masih ada hubungan keluarga.

Sedangkan di Ngerangan, Klaten, sejauh ini diketahui 25 kontak erat harus isolasi mandiri. Namun, menurut informasi ada puluhan orang lainnya yang ikut melayat.

Jadi Pembelajaran Bersama

Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan Penanganan (Jubir Gusgas PP) Covid-19 Klaten, Cahyono Widodo, berharap peristiwa di Ngerangan bisa menjadi pembelajaran bersama.

Warga Ngerangan Klaten Kecolongan, Pemakaman Pasien Covid-19 Langgar Prosedur



Pertama, dalam kasus pemakaman jenazah, informasi penyebab kematian harus disampaikan secara jujur dan jelas kepada masyarakat. Hal itu agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi yang membuat warga sekitar kecolongan.

Kedua, dalam kondisi apa pun masyarakat harus selalu mematuhi protokol kesehatan. Pemakaman, baik jenazah pasien positif Covid-19 atau bukan, harus dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Protokol dimaksud yakni memakai alat pelindung diri seperti masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan badan seusai menghadiri pemakaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya