SOLOPOS.COM - Harga Pertalite saat ini di kisaran Rp7.650 per liter dengan karena mendapat subsidi dari pemerintah. Harga Pertalite jika tanpa subsidi pemerintah disebut mencapai Rp13.150 per liter. (Ilustrasi/Solopos Dok)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah telah menaikkan harga BBM bersubsidi, lantas bagaimana perbandingan harga BBM Indonesia saat ini dengan di Malaysia?

Seperti diketahui, Pemerintah telah menyesuaikan harga Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain Pertamax, harga Pertalite juga disesuaikan atau dinaikkan dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter. Di samping itu, harga Solar subsidi juga disesuaikan dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.

Terkait harga asli Pertamax tanpa subsidi atau harga keekonomian Pertamax, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, menyampaikan harga BBM Pertalite dan Pertamax di Tanah Air masih jauh di bawah harga BBM dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Ia menyebut harga BBM RI masih lebih murah.

“Misalnya saja Thailand yang menjual BBM dengan harga Rp19.500 per liter. Kemudian, Vietnam Rp16.645 per liter dan Filipina Rp21.352 per liter. Kita masih relatif di bawah ASEAN,” ujar  Airlangga beberapa waktu lalu sebelum kenaikan harga BBM.

Baca Juga:  Dijual Rp14.500 per Liter, Segini Harga Asli Pertamax Tanpa Subsidi

Dia menerangkan subsidi BBM dijaga agar tidak menimbulkan laju inflasi tinggi seperti yang sekarang terjadi di banyak negara. Pemerintah terus mengerahkan tim pengendalian inflasi pusat dan daerah dalam mendorong program kebijakan terkait keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, dan kelancaran distribusi.

Sementara itu terkait perbandingan harga BBM Indonesia Vs Malaysia, seorang pengamat menilai kenaikan harga BBM di Indonesia dinilai masih dapat kembali turun jika membandingkan dengan harga di Malaysia.

Ketua Harian Masyarakat Transportasi Indonesia Jawa Timur Bambang Haryo memberi tanggapan dan pandangan terkait subsidi harga BBM petrol 95 atau oktan 95 di Malaysia dan subsidi harga BBM pertalite oktan 90 yang ada di Indonesia.

Menurutnya, tidak benar jika harga pertalite di Indonesia harus lebih mahal dari petrol 95 produk dari Petronas Malaysia.

“Saya melakukan cek langsung ke Malaysia ternyata harga petrol 95 yang oktannya setara dengan pertamax plus sebesar 2,05 ringgit dengan kurs ringgit 3.339 atau setara dengan Rp6.844 subsidi dari petrol 95 di Malaysia sebesar 0,45 ringgit atau setara dengan Rp1.502 sehingga harga tanpa subsidi di Malaysia sebesar 2,5 ringgit atau setara dengan Rp8.347 rupiah,” katanya, Senin (8/8/2022).

Baca Juga: Catat! Kemnaker Janjikan BSU Bisa Diambil Mulai Senin Pekan Depan

Anggota DPR RI periode 2014-2019 itu menambahkan, harga pertalite yang dikatakan Pertamina per Juli 2022 bila tanpa subsidi sebesar Rp17.200/liter dan Pertamina mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk pertalite sebesar Rp9.550/liter agar masyarakat bisa membeli dengan harga sebesar Rp7.650/liter yang masih jauh lebih mahal dari harga petrol 95 di Malaysia.

Dengan demikian, jelas subsidi di Malaysia jauh lebih kecil daripada subsidi BBM yang ada di Indonesia. Demikian pula, pertalite hanya memiliki oktan 90 sedangkan petrol 95 memiliki oktan 95 sehingga perbedaan petrol 95 dengan pertalite ada 5 oktan, padahal penurunan per 1 oktan rupiahnya sangat besar.

Misalnya, di Malaysia petrol 97 yang mempunyai oktan 97 harga tanpa subsidi adalah 4,55 ringgit atau setara dengan Rp15.192, sedangkan petrol 95 yang mempunyai oktan 95 tanpa subsidi adalah 2,5 ringgit atau setara dengan Rp8.347. Dengan demikian, perbedaan 2 oktan saja sebesar 2,05 ringgit atau setara dengan Rp6.844.

“Sedangkan pertalite mendapatkan subsidi dari pemerintah [Kementerian ESDM] sebesar Rp9.550/liter apabila dengan harga yang sebenarnya sesuai dengan perhitungan yang ada di Malaysia dengan subsidi uang rakyat tersebut maka seharusnya rakyat membeli bahan bakar pertalite jauh lebih murah atau bahkan gratis,” tegasnya.

Baca Juga: DPR Setujui Subsidi Solar Rp1.000 per Liter dan Listrik Rp72 Triliun

Bambang juga menilai ada kejadian yang menarik di Malaysia, harga produk dari Shell company yaitu shell v Power Oktan 95 sama dengan harga petrol 95 sebesar 2,05 ringgit atau setara dengan Rp6.844.

Apabila tanpa subsidi dari pemerintah, Shell di Malaysia menjual dengan harga sebesar 2,5 ringgit atau setara dengan Rp8.347, tetapi harga Shell di Indonesia untuk Shell oktan 95 yaitu Shell V Power Oktan 95 sebesar Rp18.300 yang jauh lebih mahal dari di Malaysia.

Alumnus ITS Surabaya ini menjelaskan bahan bakar minyak merupakan komoditas yang sangat vital karena menguasai hajat hidup orang banyak sehingga sudah seharusnya Presiden bersama DPR ikut terlibat untuk memastikan agar harga BBM yang diterima masyarakat benar-benar tidak memberatkan.

Dia juga mengajak Komisi Persaingan Usaha dan Badan Perlindungan Konsumen serta Yayasan Lembaga Konsumen berperan sesuai kewenanganya karena bila masalah harga BBM ini dibiarkan, akan membawa dampak ekonomi yang luas dan mengikabatkan inflasi yang sangat tinggi.

“Diharapkan juga kepada Kementerian ESDM segera merevisi tarif BBM pertalite serta subsidinya yang dengan uang rakyat, disesuaikan dengan harga keekonomiannya yang sebenarnya, agar masyarakat tidak dirugikan secara terus menerus,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya