SOLOPOS.COM - Suasana lomba mewarnai Bupati Cup I, yang digelar untuk siswa usia PAUD, TK hingga SD, Minggu (8/10/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Puluhan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), ikut berpartisipasi dan berkompetisi dalam Lomba Mewarnai Bupati Cup I

Harianjogja.com, KULONPROGO-Puluhan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), ikut berpartisipasi dan berkompetisi dalam Lomba Mewarnai Bupati Cup I, yang diselenggarakan oleh Komunitas Suket Menoreh, pada Minggu (8/10/2017).

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Mereka memiliki ketunaan beragam, mulai dari tuna rungu, hingga tuna grahita.

Dalam lomba yang digelar di halaman kantor Bupati, kompleks Pemerintahan Kabupaten Kulonprogo, nampak ada sekitar 3.000 orang anak saling adu kemampuan mewarnai gambar, mulai dari usia pendidikan anak usia dini, taman kanak-kanak dan sekolah dasar.

Khusus bagi penyandang disabilitas, lomba tidak memiliki batasan usia.

Puluhan ABK tadi, berasal dari delapan sekolah di Kulonprogo. Salah satu sekolah yang turut mengajak siswa mereka berpartisipasi adalah Sekolah Luar Biasa Rela Bhakti 2 Wates.

Sekolah ini membawa lima siswanya berkebutuhan khusus tuna grahita, untuk mengikuti lomba, beserta lima orang pendamping.

Kepala SLB Rela Bhakti 2 Wates, Hardaniyati mengungkapkan, mengikutsertakan siswa berkebutuhan khusus dapat memberikan kesempatan mereka untuk melatih diri agar percaya diri, dalam bersosialisasi dengan masyarakat.

Dengan mengajak mereka ke alam kegiatan bersama banyak orang, maka kita telah memberikan motivasi dan dukungan bagi mereka. Untuk terus optimis, tidak minder maupun rendah diri.

“Daya kreativitas mereka juga bisa terus terasah, mereka jadi kenal lingkungan, dan mudah membaur,” ujar perempuan yang dipanggil Danik itu, Minggu.

Kendati demikian, Danik juga menambahkan bahwa, orang tua anak tetap harus dapat berperan memberikan pendampingan dan menunjukkan keterlibatan mereka. Karena anak-anak berkebutuhan khusus, utamanya tuna grahita adalah sosok yang belum banyak memiliki kemandirian.

Seorang siswa SLB Rela Bhakti 2 Wates, Ruci Ika Agustina terlihat antusias saat mewarnai gambar yang tercetak di kertas gambar miliknya. Bahkan sesekali ia minta difoto bersama hasil gambar yang telah ia warnai.

“Senang ikut lomba. Tadi mewarnai gambar ayam, sama telur, tidak susah,” ungkap perempuan kelahiran 1996 tersebut.

Orangtua Ruci, Hartuti mengatakan, hari ini adalah kali pertama ia mengikutkan Ruci dalam acara kompetisi. Ia merasa senang melihat Ruci mampu berbaur dengan teman-temannya yang lain, dan dapat bersosialisasi dengan lebih banyak orang, di dalam kegiatan ini.

Terlebih mengingat, di lingkungan kediamannya di Dusun Tangkisan 3, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap, anaknya itu jarang bisa bermain bersama anak-anak lain.

“Terkadang tidak sampai 10 menit main, dia [Ruci] sudah pulang. Tapi dia itu adalah anak yang suka membantu orang tua,” terangnya.

Panitia Lomba, Kelik Haryana menjelaskan, lomba yang menyatukan antara anak non ABK dan ABK ini, merupakan rangkaian Hari Jadi Kabupaten Kulonprogo. Mengambil tema Generasi Emas Kulonprogo, lomba ini digelar untuk memberi ruang dan wadah pengembangan bakat, serta kreativitas anak sejak dini.

“Kami ingin menciptakan generasi penerus di Kulonprogo, yang kreatif. Anak-anak diharapkan bisa tumbuh dalam karekter yang kreatif dengan segala kegiatan positif, tidak hanya termanjakan oleh kecanggihan teknologi saat ini,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya