SOLOPOS.COM - BERSIHKAN SALURAN—Hartinah, 65, warga Dukuh Dlimas, Desa Dlimas, mengawasi dua pekerja yang sedang membersihkan tumpukan sampah pada saluran sekunder Dlimas, Jumat (13/5). (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Klaten (Solopos.com) – Saluran air sekunder di Dukuh Dlimas, Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Klaten, tersumbat sampah enam bulan terakhir. Akibatnya, aliran air meluap ke area persawahan seluas empat hektare.

BERSIHKAN SALURAN—Hartinah, 65, warga Dukuh Dlimas, Desa Dlimas, mengawasi dua pekerja yang sedang membersihkan tumpukan sampah pada saluran sekunder Dlimas, Jumat (13/5). (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Warga Dukuh Dlimas RT 4/ RW VI, Desa Dlimas, Hartinah, 65, mengatakan sudah mengajukan permohonan kepada perangkat desa setempat untuk mengeruk sampah di saluran air sekunder tersebut. Sawah miliknya seluas 8.000 meter persegi selalu gagal panen karena terendam air tersebut.

“Kalau tidak segera dikeruk, air ini akan terus merendam sawah saya,” paparnya saat ditemui Espos di lokasi, Jumat (13/5). Karena tidak ada tanggapan dari otoritas terkait, Hartinah menggunakan uang pribadinya senilai Rp 1 juta untuk memperkerjakan dua orang mengeruk tumpukan sampah di saluran sekunder itu. Hal itu dilakukan Hartinah untuk mengantisipasi meluapnya air ke jalan raya dan permukiman penduduk. “Apalagi sekarang hujan tidak bisa diprediksi. Beberapa hari ini masih turun hujan,” terangnya.

Ditemui terpisah, Ketua RT 4/ RW VI, Sri Trimo, mengatakan persoalan tersumbatnya saluran air sekunder sepanjang 10 meter itu sudah dilaporkan ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten, namun sampai saat ini belum ada tanggapan sama sekali.

“Kami juga bingung dengan kenyataan ini. Perangkat desa kerap kali datang ke DPU Klaten meminta pengerukan sampah di aliran yang tersumbat, namun belum ada realisasinya sampai sekarang,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Petani Pemakai Air (P3A) Daerah Irigasi Kapilaler Klaten, Sarwono, mengatakan dari sisi operasional saluran yang tersumbat itu menjadi tanggung jawab DPU Klaten. “Kami sudah merembuk persoalan tersumbat saluran sekunder di Dlimas dengan DPU Klaten, tetapi tidak ada tanggapan,” ujarnya.

Saluran air sekunder yang melewati Desa Dlimas, imbuh Sarwono, merupakan saluran yang berhulu dari Umbul Sigedang. Saluran itu juga mengalami pendangkalan karena menumpuknya sedimentasi tanah dan lumpur. “Beberapa bulan lalu warga Desa Dlimas berswadaya mengambil tumpukan sampah di saluran sekunder itu. Sifatnya hanya sementara karena minimnya anggaran dan peralatan,” tegasnya.

m98

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya