SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI–Saluran irigasi Waduk Cengklik di Ngemplak, Boyolali hanya kuat berfungsi maksimal sepekan lagi. Karena ketersediaan air pada waduk yang dibangun pada zaman penjajaban Belanda itu kira-kira tinggal 800.000 meter kubik.

“Kalau sampai tanggal 18 Oktober Waduk Cengklik tidak terisi air hujan yang cukup, saluran irigasi akan ditutup total. Karena menurut petugas, kondisi waduk tidak boleh kering sama sekali, harus ada air untuk mencegah keretakan fodasi dan kepentingan pemeliharaan lainnya,” papar Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Daerah Irigasi Waduk Cengklik, Samidi ketika ditemui di Ngemplak, Jumat (11/10/2013).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Seperti diwartakan sebelumnya Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Daerah Irigasi Waduk Cengklik, Samidi mendesak pemerintah segera membuat hujan buatan di sekitar Waduk Cengklik di Ngemplak, Boyolali. Karena air waduk yang dibuat sejak zaman penjajahan Belanda dinilai sudak kritis.

Ekspedisi Mudik 2024

Lebih lanjut dia mengutarakan akibat kondisi darurat tersebut, saluran irigasi ke arah kiri meminta giliran dimajukan sehari. Karena kondisi tanaman padi yang ditanam pada areal seluas kira-kira 100 hektare di dua kecamatan butuh gelontoran air.

Dia mengungkapkan saluran irigasi ke arah kiri meliputi Desa Potronayan, Ngesrep, Sobokerto dan Sindon di Kecamatan Ngemplak dan setidaknya ada satu wilayah di Kecamatan Nogosari yaitu di Desa Kenteng.

Yang memrihatinkan, papar Samidi, usia tanaman di tempat itu banyak yang tidak sama. Di antaranya ada yang baru satu bulan, dua bulan dan sebagainya. Hal itu dinilai menyulitkan pebagian air untuk irigasi.

Sementara itu salah seorang petani asal Ngesrep, Supardi, 48, membenarkan saluran irigasi di sawahnya baru saja mendapat gelontoran air. Karena itu dia bersama dengan petani lainnya memanfaatkan gelontoran air itu untuk mengairi tanaman padinya.

“Mumpung ada air sekarang ini kami memanfaatkan air untuk mengairi tanaman. Karena sudah beberapa hari ini tidak air mengalir di saluran ini,” papar dia.

Dia berharap kemarau tahun ini berakhir dan segera turun hujan. Sebab tanaman padi para petani di desanya masih banyak memerlukan air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya