SOLOPOS.COM - Abah Suhail (kiri) dan Abdullan Putra (kanan) memotong rmabut pelanggannya di bawah rimbunan pohon utara Pasar Dekso Kalibawang, Kulonprogo, Selasa (14/8) (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

RAMAI—Abah Suhail (kiri) dan Abdullan Putra (kanan) memotong rmabut pelanggannya di bawah rimbunan pohon utara Pasar Dekso Kalibawang, Kulonprogo, Selasa (14/8) (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Cukur rambut biasanya dilakukan di salon dengan ruangan khusus, namun di Kalibawang, ada tempat cukur rambut yang berada di bawah pohon rindang, tanpa dinding maupun atap.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Matahari baru muncul kemerahan, ketika Abah Suhail, 44, dan Abdullah Putra, 40, sampai di bawah rerimbunan pohon, sebelah utara Pasar Dekso Kalibawang. Kakak beradik itu segera mengambil kursi dan meja yang semula bertumpuk di teras sebuah bangunan dan menatanya di bawah rerimbunan pohon.

Mereka mengeluarkan barang-barangnya dari tas dan ditata di atas meja. Ada cermin, gunting, alat pencukur rambut, sisir, kain penutup badan, semprotan air dan busa pembersih badan. “Pokoknya setelah bisa melihat rambut, saya baru mulai bekerja,” ungkap Abah Suhail.

Benar saja, setelah hari mulai terang, beberapa orang laki-laki segera berdatangan ke lokasi itu. Mereka adalah warga yang hendak potong rambut menggunakan jasa Abah Suhail dan Abdullah Putra. Khusus anak-anak, ditangani oleh Abah Suhail sedangkan orang dewasa, bisa ditangani keduanya, tergantung urutan.

Di halaman terbuka itu, keduanya melayani potong rambut. Alat-alat yang dipergunakan hanyalah alat sederhana seperti pencukur rambut dan gunting. Cermin yang dipasang di atas meja juga hanya cermin kecil yang disandarkan pada batang pohon. Meski demikian, warga tidak malu memotong rambut di lokasi itu. Hal ini tampak dari beberapa warga yang duduk di bangku kayu menunggu giliran dipotong rambut.

Abah Suhail yang merupakan warga Dekso Banjararum Kalibawang itu mengungkapkan sudah 15 tahun mereka menjalankan usaha potong rambut di bawah rimbunan pohon itu. Hal itu dilakukan untuk menghemat biaya, agar mereka tidak perlu mengeluarkan biaya sewa tempat.

Ia menuturkan, perjalanan usaha mereka tidak mulus. Keduanya sudah beberapa kali pindah lokasi karena lahan tempat mereka menggelar usaha, digunakan untuk keperluan lain oleh pemiliknya, seperti dibangun kios hingga digunakan untuk tempat parkir.

Tempatnya membuka usaha potong rambut juga tidak tetap di lokasi itu. Keduanya hanya buka di Pasar Dekso lima hari sekali, saat hari Kliwon, hari pasaran untuk Pasar Dekso. Adapun hari lain, ia buka di Pasar Samigaluh, Pasar Kenteng Nanggulan dan Pasar Gamping, sesuai hari pasaran masing-masing.

Waktu buka juga tidak seharian penuh, tetapi rata-rata hanya sampai waktu Duhur. Pasar-pasar tradisional itu memang hanya ramai di pagi hari. Dalam sehari, mereka rata-rata melayani 20 orang. “Tapi menjelang lebaran seperti ini ramai, sehari bisa 50 orang,” ujarnya.

Ongkos potong rambut itu sangat murah, hanya Rp5.000 per orang baik anak-anak maupun dewasa. Pelanggannya adalah warga dari berbagai daerah di Kalibawang yang datang ke pasar, namun ada pula yang sengaja datang untuk potong rambut.

Teguh, warga Boro Banjarasri Kalibawang mengaku selalu datang ke tempat itu untuk potong rambut. “Di sini sejuk, di bawah pohon, jadi tidak panas,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya