SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Meskipun beragama Islam, Jon Koplo yang tinggal di Weru, Sukoharjo ini ngibadah-nya tidak taat-taat amat. Bahkan ia  sedikit sekali mengerti dan melaksanakan ajaran Islam. Suatu hari, tetangganya yang cuma berjarak tiga rumah dari rumahnya meninggal dunia. Koplo langsung ikut cancut tali wanda,  membantu keluarga mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari pasang deklit, pinjam kursi hingga menyiapkan ubarampe untuk memandikan jenazah.

Setelah jenazah sudah dimandikan dan dikafani, teman akrab Jon Koplo, Tom Gembus, mengajaknya untuk ikut salat jenazah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Plo, ayo melu salat mayit !” ajak Gembus.

Ekspedisi Mudik 2024

“Salat mayit ki apa?” tanya Koplo.

“Salat mayit itu solat sunah untuk mendoakan mayat agar diampuni dosa-dosanya,” jelas Gembus.

Ya wis, aku tak bali sik nek nu, ganti klambi karo wudu neng omah!” ucap Koplo sambil ngeloyor pulang.

Lima menit kemudian Koplo keluar dari rumah dengan pakaian rapi, lengkap dengan kupluk dan sajadah semampir di pundaknya. Ndilalah saat itu salat jenazah siap dimualai. Dengan terburu-buru Koplo langsung masuk barisan, nggelar sajadahnya dan salat mengikuti jamaah lainnya.

Keruan saja selesai salat jenazah, para jamaah pada menoleh kearah Koplo sambil ketawa cekikikan. “Plo, salat mayit ki ora nganggo sujud, dadi ora perlu sejadah!” tegur Tom Gembus.

Koplo tak bisa njawab, hanya bisa pringas-pringis kisinan.

Ibnu Ka’ab, Sidowayah RT 001/RW 006 Ngreco, Weru, Sukoharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya