SOLOPOS.COM - ilustrasi berdoa

Solopos.com, SOLO — Ibadah salat Idulfitri zaman Belanda tidak sebebas seperti sekarang. Pada momen Hari Raya Idulfitri 6 Agustus 1948, Belanda melarang adanya salat Idulfitri di Jakarta.

Seperti diketahui, pada 1947 terjadi Agresi Militer II sehingga membuat wilayah Jakarta diakui oleh Belanda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ternyata hal ini berimbas terhadap adanya momen salat Idulfitri yang dilakukan di pekarangan bekas rumah Soekarno di Pegangsaan Timur Nomor 56.

Berdasarkan berita yang diterbitkan koran Harian Pagi Nasional edisi Minggu, 8 Agustus 1945, salat Idulfitri di Jakarta dilarang oleh Politieke Inlichtingen Dienst (PID) atau Dinas Politik dan Intelijen Belanda dan juga Pokrol Jenderal, kini Jaksa Agung Belanda.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga:  Contoh Khutbah Salat Idulfitri Singkat Tentang Silaturahmi

Meski dilarang, masyarakat tetap berduyun-duyun untuk menggelar salat Idulfitri di Pegangsaan Timur 56. Karena semangat masyarakat Indonesia itu, salat Idulfitri bisa berlangsung lancar.

Tetapi, selama salat Idulfitri, anggota-anggota polisi melakukan penjagaan. Terlihat pula tank dan mobil patroli mondar-mandir di area salat Idulfitri. Terjadi sedikit bentrokan di pintu masuk rumah bekas Soekarno. Hal ini dikarenakan saking banyaknya warga yang ingin melakukan salat Idulfitri di lokasi tersebut. Padahal Belanda membatasi 100 orang yang bisa melakukan salat Idulfitri di Pegangsaan Timur tersebut.

Baca Juga:  Ternyata Ini Alasan Purworejo Sempat Dijadikan Ibu Kota Jawa Tengah

Hal ini berbeda dengan ibadah salat Idulfitri yang diadakan di Yogyakarta. Salat Idulfitri itu diadakan di Alun-alun Utara dan dihadiri oleh Presiden Soekarno, Wakil Presiden Bung Hatta, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, Menteri Luar Negeri, Wakil Konsul India, Paku Alam dan pejabat lainnya.

Ibadah salat Idulfitri di Yogyakarta ini berjalan lancar lantaran kala itu Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia dipindah sementara di daerah ini.

Baca Juga: Bukan Minal Aidzin, Ini Hlo Ucapan Selamat Idulfitri yang Benar

Salat Idulfitri di Yogyakarta itu berjalan dengan lancar dan istimewa. Apalagi khotibnya merupakan Menteri Luar Negeri Agus Salim. Dalam khutbahnya itu, Agus Salim menegaskan bangsa Indonesia berhak mengatur pemerintahannya sendiri. Hal ini mengingat Belanda kembali menyerang dan memasuki Indonesia lewat Agresi Militer II.

Baca Juga: Kapan Mudik Mulai Dikenal oleh Masyarakat Indonesia?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya