SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

BANYUMAS – Ribuan penganut Islam Aboge (Alif Rebo Wage) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin ini melaksanakan Salat Id guna merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1433 Hijriah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Para penganut Islam Aboge ini tersebar di sejumlah wilayah Kabupaten Banyumas, antara lain Desa Cikakak (Kecamatan Wangon), Desa Kracak (Kecamatan Ajibarang), Desa Cibangkong (Kecamatan Pekuncen), dan Desa Pekuncen (Kecamatan Jatilawang). Dari pantauan di salah satu tempat Salat Id, yakni Masjid Saka Tunggal Baitussalam Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, ratusan penganut Islam Aboge mengikuti shalat yang dipimpin imam Sulam dan khatib Suyitno.

Dalam khotbah berbahasa Arab, Suyitno mengajak umat Islam untuk menjalin tali silaturahmi dan meningkatkan ukhuwah islamiyah. Usai melaksanakan salat, seluruh jamaah bersalam-salaman guna saling memaafkan dengan cara memutar mengelilingi halaman masjid yang diawali oleh imam Sulam disusul khatib Suyitno yang juga Kepala Desa Cikakak, serta diikuti penganut Islam Aboge lainnya.

Bahkan, puluhan warga di luar penganut Aboge yang telah melaksanakan Salat Id pada Minggu (19/8) juga turut bersalam-salaman bersama penganut Islam Aboge. Mereka datang ke masjid saat para penganut Islam Aboge masih melaksanakan Salat Id.

Fenomena menarik juga terjadi saat warga saling bersalam-salaman karena puluhan kera penghuni hutan di sekitar Masjid Saka Tunggal Baitussalam tampak turun di antara kerumunan warga. Kendati demikian, warga tidak terganggu dengan kehadiran kera-kera tersebut. Usai bersalam-salaman, warga pun menggelar kenduri di dalam masjid dengan menikmati hidangan yang mereka bawa dari rumah masing-masing.

Imam yang juga juru kunci masjid, Sulam, 43, mengatakan, kenduri tersebut sebagai wujud syukur warga kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga mereka bisa kembali merayakan kemenangan di Hari Raya Idul Fitri setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Disinggung mengenai adanya perbedaan penetapan 1 Syawal, dia mengatakan, penganut Islam Aboge tidak mempermasalahkannya karena masing-masing memiliki cara penghitungan sendiri. “Kami juga memiliki cara sendiri dalam menentukan 1 Syawal dan cara penghitungan ini telah diyakini sejak ratusan tahun silam. Kami harapkan perbedaan ini tidak diperdebatkan dan dipertentangkan, hormatilah perbedaan yang ada,” katanya.

Selain di Kabupaten Banyumas, Shalat Id juga dilaksanakan para penganut Islam Aboge di Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, dan Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, Cilacap.

Penganut Islam Aboge meyakini bahwa sekarang merupakan tahun Wawu dengan 1 Muharam atau 1 Sura (hari pertama di bulan pertama kalender Hijriah maupun Jawa) jatuh pada hari Senin dan pasaran pertamanya Kliwon, sehingga muncul hitungan Waninwon yang berarti Wawu Senin Kliwon. Hitungan Waninwon tersebut menjadi patokan dalam sejumlah penanggalan termasuk penentuan awal Ramadhan dan 1 Syawal berdasarkan rumusan yang telah diyakini penganut Islam Aboge sejak ratusan tahun silam.

Penganut Islam Aboge meyakini bahwa dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri atas tahun Alif, Ha, Jim, Awal, Za, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim akhir serta dalam satu tahun terdiri 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing. Hari dan pasaran pertama pada tahun Alif jatuh pada Rabu Wage (Aboge), tahun Ha pada Ahad/Minggu Pon (Hakadpon), tahun Jim Awal pada Jumat Pon (Jimatpon), tahun Za pada Selasa Pahing (Zasahing), tahun Dal pada Sabtu Legi (Daltugi), tahun Ba/Be pada Kamis Legi (Bemisgi), tahun Wawu pada Senin Kliwon (Waninwon), dan tahun Jim Akhir pada Jumat Wage (Jimatge).

Hari dan pasaran pertama pada tahun berjalan ini menjadi patokan penentuan penanggalan berdasarkan rumusan yang berlaku bagi penganut Islam Aboge, misalnya Sanemro untuk menentukan awal Ramadhan dan Waljiro untuk menentukan 1 Syawal. Oleh karena sekarang tahun Wawu, patokan Waninwon (Wawu Senin Kliwon) tersebut diturunkan pada rumusan Sanemro (Pasa Enem Loro), yakni awal puasa Ramadhan jatuh pada hari keenam dengan pasaran kedua sehingga muncul Sabtu Manis atau Sabtu Legi, 21 Juli 2012.

1 Syawal jatuh pada Senin Manis, 20 Agustus 2012, karena mengacu para rumusan Waljiro (Syawal Siji Loro), yakni 1 Syawal jatuh pada hari pertama (Senin) dan pasaran kedua (Manis/Legi). Konon, perhitungan yang dipakai aliran Aboge telah digunakan para wali sejak abad ke-14 dan disebarluaskan oleh ulama Raden Rasid Sayid Kuning berasal dari Pajang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya