SOLOPOS.COM - Sekawanan burung bangau berkeliaran di sekitar petani yang sedang membajak sawahnya di Dusun Bantarwetan Banguncipto Sentolo, Kulonprogo (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Sekawanan burung bangau berkeliaran di sekitar petani yang sedang membajak sawahnya di Dusun Bantarwetan Banguncipto Sentolo, Kulonprogo (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Burung bangau memang hewan biasa. Ia tidak punya kelebihan untuk bisa berkomunikasi dengan manusia, dan manusia tidak bisa berkomunikasi dengan mereka. Namun, burung bangau ini bisa tahu jika kawasan persawahan petani sedang dibajak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Memasuki musim olah tanah menjelang tanam padi di lereng Menoreh seperti Nanggulan dan Sentolo, Kulonprogo akan tampak pemandangan menarik di sawah. Sejumlah burung bangau berkeliaran bebas di sawah petani. Jumlahnya tidak hanya puluhan, tetapi mencapai ratusan. Mereka seolah tidak takut akan ditangkap.

Lebih unik lagi, kawanan burung ini hanya turun di sawah yang sedang dibajak, baik menggunakan traktor maupun kerbau. Saat ada petani yang sedang membajak, burung bangau bahkan berani terbang mendekat dan berhenti di dekat petani yang sedang membajak.

Mereka tampak mematuk-matuk tanah di baru dilalui bajak. “Kami juga tidak tahu, bagaimana burung-burung itu bisa tahu kalau kami sedang membajak sawah,” ungkap ketua Kelompok Tani Ngudi Mulyo Dusun Bantarwetan Desa Banguncipto Sentolo, Boiran kepada Harian Jogja belum lama ini.

Ia menuturkan, pemandangan seperti ini selalu terlihat menjelang musim tanam. Burung yang tidak diketahui asalnya itu akan turun ke sawah dan mencari makan. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak jaman dahulu. Petani juga tidak tahu bagaimana kehidupan burung itu. “Tahu-tahu mereka datang, dan setelah selesai sawah dibajak, mereka tidak datang lagi. Entah mereka ke mana,” tambahnya.

Meski sering dekat bahkan bisa menyentuhnya, para petani di wilayah itu tidak ada yang menyakiti atau menangkap burung itu. Saat traktor hendak menabrak, petani hanya berteriak untuk menyuruh si burung menyingkir agar tidak tertabrak. Menurut Boiran, petani sudah mengetahui bahwa burung itu dilindungi dan tidak boleh ditangkap atau dibunuh.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan burung bangau merupakan sahabat petani. Kawanan burung yang turun ke sawah, mereka mencari makan. Makanan burung bangau adalah orong-orong, sejenis serangga yang banyak terdapat di dalam tanah sawah. Serangga ini bisa merusak tanaman padi. “Ketika sawah dibajak, tanah seperti diaduk-aduk sehingga banyak orong-orong yang ikut terangkat. Mereka akan langsung dipatuk burung,” tambahnya.

Ia menambahkan, dari tahun ke tahun, jumlah burung bangau tidak pernah berkurang, tetapi justru bertambah. Hal ini tampak pada banyaknya jumlah burung yang turun setiap menjelang musim tanam.

Satu lagi keanehan dari burung tersebut, yakni tahu jika ada orang asing datang. Saat ada orang asing, seperti pengendara yang berhenti dan mencoba mendekat, hewan unik itu akan terbang menjauh. Namun saat orang asing itu pergi, maka satu persatu burung itu akan kembali mendekati petani pembajak. Tidak percaya? silakan membuktikan sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya