SOLOPOS.COM - ilustrasi (wisata/JIBI)

ilustrasi (wisata/JIBI)

JOGJA—Salak Pondoh asal Sleman kian mendunia. Setelah sebelumnya diekspor ke China, tak lama lagi salak khas Jogja itu bakal menembus pasar Taiwan dan Singapura.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Akhir bulan lalu Asosiasi Pasar Tani (Aspartan) DIY bersama Atase Dagang dan Duta Besar RI di Taiwan dan Singapura menyepakati ekspor salak Pondoh ke kedua negara tersebut. “Produk salak Pondoh sebelumnya saya pakai meeting dengan Duta Besar dan Atase Dagang di Jakarta. Saya juga kirim 10 kilogram salak Pondoh supaya mereka merasakan,” kata Endang Maryani, Ketua Aspartan DIY, Senin (10/12/2012).

Salak Pondoh menurut dia, tak hanya potensial sebagai buah-buahan yang langsung dikonsumsi. Di Taiwan, buah yang rasanya manis itu rencananya juga bakal dipakai untuk ritual sembahyang. Seperti tradisi Hindu yang kerap menggunakan buah-buahan dalam ritual ibadahnya. Ekspor ke kedua negara tersebut rencananya akan dimulai Januari bulan depan. “Perwakilan dari taiwan rencananya juga akan ke lapangan langsung melihat potensi buah salak di sini, tapi mereka sudah sepakat untuk ekspor produk,”  kata Endang.

Ia menargetkan, salak Pondoh bakal diekspor setiap dua hari sekali. Sekali ekspor ditargetkan mencapai satu sampai satu setengah ton salak. Pengiriman ke Taiwan dan Singapura melalui bandar udara Soekarno Hatta Jakarta. Dari Jogja ke Jakarta sendiri pengiriman bakal menggunakan jalur darat. Cara itu menurut Endang lebih cepat, karena kapasitas cargo Bandara Adi Sutjipto Jogja sejauh ini belum memadai untuk pengiriman barang dalam jumlah banyak. Satu kilogram salak dijual Rp7.000-Rp8.000. Harga masih bisa naik hingga Rp10.000 per kilogram tergantung musim buah atau tidak.

Produksi salak dipusatkan di Kecamatan Turi, Sleman yang memang merupakan sentra salak Pondoh. Endang bersama ratusan petani di dareah tersebut menyiapkan hingga 100 hektare lahan salak. Proses produksi hingga ekspor sendiri melibatkan petani yang tergabung dalam kelompok tani. “Apalagi Kementerian Pertanian juga sudah membantu gudang untuk penyimpanan buah salak di Turi. Kami akan hati-hati betul untuk produk yang dikirim. Sebelum diekspor harus disortase mana yang benar-benar kualitas bagus agar tak mengecewakan konsumen di sana,” lanjutnya.

Ekspor salak ke Taiwan dan Singapura menurut Endang sebagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup petani salak di DIY. Dengan pemasaran yang luas, mempermudah penjualan hasil panen. Selama ini ekspor salak Pondoh menurutnya baru dikirim ke China. Sebagian juga dikirim ke sejumlah daerah di Indonesia seperti Bali. Sama dengan Taiwan, di Pulau Dewata itu, salak tak hanya untuk dikonsumsi langsung namun juga dipakai untuk keperluan sembahyang. “Sebenarnya juga ada tawaran dari Belanda tapi saya masih mikir, jaraknya terlalu jauh pengirimanya yang sulit. Sementara kuatkan di Asia saja dulu,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya