Salah tampa

Sekitar 12 tahun silam, tepatnya saat digelar perpisahan siswa SDN Patihan II, Sidoharjo, Sragen, Jon Koplo dan Tom Gembus, murid sekolah itu sepakat untuk ikut menggayengkan acara dengan jogetan campursari. Mereka juga telah meminta izin guru wali kelas mereka, Bu Lady Cempluk.
Acara perpisahan berjalan normal. Seusai parade pidato dan sambutan oleh perwakilan orangtua murid, kepala sekolah dan Pak Lurah, Bu Lady Cempluk yang bertugas sebagai pemandu acara berkata, ”Bapak, Ibu dan para hadirin, menginjak acara selanjutnya yaitu Ishoma. Bagi panitia kami persilakan.”
Begitu Bu Cempluk selesai bicara, irama campursari dengan lagu Prau Layar pun mengalun lewat pengeras suara. ”Alon praune wis nengah… byuk-byak-byuk… banyune pinelah…” begitu bunyi syairnya.
Karena belum ada siswa yang berdiri untuk mempersiapkan hidangan, maka Bu Cempluk ngawe-awe para siswa yang duduk di belakang termasuk Koplo dan Gembus agar hidangan segera dikeluarkan. Namun Jon Koplo dan Tom Gembus salah tampa.
”Plo, galo, wis dikon maju Bu Guru,” ujar Gembus pada Koplo. ”Cepet ndang majua, aku ngko nyusul,” tambahnya ngojok-ojoki.
Mengira panggilan Bu Cempluk tadi menyuruh untuk tampil joget, Koplo pun segera maju. Sesampai di depan Pak Lurah, kepala sekolah, guru-guru dan tamu undangan lainnya, Koplo langsung njoget ngleketer seiring irama lagu campursari.
Para tamu undangan pun tampak tercengang melihat ulah Jon Koplo. Namun Bu Lady Cempluk segera ambil tindakan. Tangan Koplo ditariknya sambil berujar, ”Plo, kowe ki kon ngetokke  snack kok malah njoget ki piye ta?” tegurnya.
Mak jenggirat, Koplo pun kaget saknalika. Mukanya abang ireng karena kisinan. Sementara itu Tom Gembus yang nyusul Koplo tapi belum telanjur njoget langsung balik kanan sambil ngampet ngguyu.  Kiriman Agung Setyawan, Sumberejo, Patihan, Sidoharjo, Sragen

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi