Ah-tenane
Kamis, 1 Desember 2011 - 15:12 WIB

Salah sangka

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jon Koplo sudah lama membuka usaha rental komputer di belakang kampus terkenal di Pabelan. Namanya juga usaha, kadang laris, kadang juga sepi.

Suatu hari di pertengahan Bulan Puasa lalu tempat kerja Koplo memang ramai, tapi yang bikin Koplo anyel bukan ramai oleh pelanggan melainkan kedatangan pengamen dan pengemis yang sedari pagi ilir datang silih berganti.

Advertisement

Persediaan uang receh yang biasanya disimpan di tempat khusus ludes tak tersisa karena banyaknya peminta-minta.

Hari sudah beranjak siang. Sekarang giliran seorang bapak-bapak memakai peci dan berpakaian rapi datang ke tempat Koplo. Di tangannya memegang sebuah kardus dan diulurkan kepada Koplo.

Saking mangkel-nya lantaran banyaknya orang yang minta-minta, Koplo segera mengibas-kibaskan tangannya ke arah bapak tersebut.

Advertisement

Sanese mawon, Pak! Nembe sepi!” ucap Koplo anyel.

Bapak tadi, sebut saja Tom Gembus, mendelik bingung.

“Maaf Pak, saya ke sini bukan mau minta sumbangan. Saya mau menawarkan buah kurma ini, Pak. Barangkali kalau Bapak mau,” ujar Tom Gembus sambil menahan dongkol lantaran dikira mau minta sumbangan.

Advertisement

Mak jegagik. Koplo segera berdiri dan segera meralat ucapannya, “Oh, maaf, Pak. Nyuwun ngapunten, saya kira mau minta sumbangan,” ucap Koplo sambil menahan malu.

“Ya sudah, nggak papa Pak. Ini mau beli kurmanya tidak, Pak?” tanya Gembus sambil tersenyum kecut.

Untuk menutupi rasa malu, akhirnya Koplo terpaksa membeli satu bungkus kurma. Untung saja hari itu tidak ada pelanggan. Kalau ada, entah bagaimana bentuk wajah Jon Koplo.

(Yuli Arini, Dregan RT 03/RW VI, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif