Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Disamping grapyak dan semanak, Koplo juga mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Hampir setiap hari saat berangkat, ia mengajak bareng siswanya yang sedang berjalan kaki untuk diboncengkan ke sekolah.
Suatu hari, seperti biasa ketika menyusuri jalan kampung menuju sekolah, Koplo melihat sosok murid SMA memakai jaket sedang berjalan kaki. Ia pun berhenti dan menawari siswa tersebut untuk bareng.
“Ayo mbonceng saya saja, daripada telat,” tawarnya.
“Nggak usah Pak, saya jalan kaki saja,” jawab siswa tersebut.
Dengan setengah memaksa, akhirnya Koplo berhasil memboncengkan siswa tersebut.
Namun saat motor dibelokkan ke sekolah tempat Koplo mengajar, tiba-tiba siswa yang diboncengkan itu menepuk-nepuk pundak Koplo. “Pak… Pak…! Sekolah saya bukan di sini, tapi di sebelah sekolah Bapak. Saya turun sini saja, mau jalan kaki. Terima kasih atas nunutannya, Pak,” ujar anak itu.
Koplo pun langsung mengerem motornya dan plonga–plongo kemetenggengen kaya orang pikun saat melihat siswa tersebut. “Wooo, bul aku salah nggondhol ta?” batinnya sambil pringas-pringis kisinan dhewe.
FX Triyas Hadi Prihantoro, Guru SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Solo