Gedhadhe-dab
Kamis, 12 Januari 2012 - 10:39 WIB

Salah Ngamplop

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Mas Behi  adalah  pelajar sekolah menengah pertama. Selain terkenal baik juga religius. Maklum, Mas Behi  di sekolah jadi ketua Rohis alias Kerohanian Islam di sekolahnya.

Sore itu. sekolah Mas Behi  mengadakan  pengajian rutin yang  akan diisi Den Baguse.  Wajar  jika Mas Behi  yang bertanggung jawab atas sukses tidaknya acara.  Pengajian akan dimulai jam 16.00 WiB.

Advertisement

Tapi Saat itu. Waktu sudah jam  empat sore lebih 10 menit, Den Baguse belum juga datang. “ Wah Kayaknya pengajian   molor. Gimana ini mas?” kata  John Koplo adik kelas  Mas Behi. ”Handphone Den Baguse juga tak bisa dihubungi.

Tak sabar. Akhirnya Mas Behi meminta John Koplo  mencarter taksi untuk menjemput Den Baguse. Akhirnya, John Koplo langsung  menelepon taksi. Beruntung tak lama,  taksi datang. John Koplo dan Mas Behi pun melaju dengan taksi menuju rumah Den Baguse.

Advertisement

Tak sabar. Akhirnya Mas Behi meminta John Koplo  mencarter taksi untuk menjemput Den Baguse. Akhirnya, John Koplo langsung  menelepon taksi. Beruntung tak lama,  taksi datang. John Koplo dan Mas Behi pun melaju dengan taksi menuju rumah Den Baguse.

Saat taksi sampai. John Koplo dan Mas Behi langsung bergegas menuju pintu dan masuk rumah. Ternyata Den Baguse lupa jadwal. “Maaf dek…saya lupa,” kata Den Baguse minta maaf.

Setelah siap. Tanpa basa-basi John Koplo dan Mas Behi langsung mengajak masuk taksi. Sampai di sekolah. Pengajianpun dimulai. Den Baguse  ngisi  ceramah hingga selesai tepat jelang maghrib. “Dek…saya langsung pulang aja ya? Saya ada acara lagi tolong diantar ya!” Pinta Den Baguse.

Advertisement

Tapi sial ampop gak ada. Mas Behi  menunda kepulanganya dan pura-pura telepon  John Koplo bertanya, “John. Amplop yang tak titipkan kamu mana?”

Lho. Tak kasihkan sopir taksi… tak kiro amplop untuk  nyarter mobil,” jawab John Koplo polos.

Mendengar penuturan John Koplo yang lugu dan apa adanya itu Mas Behi  hanya bisa menunduk menahan malu. “Maaf Den Baguse…amplopnya ketinggalan”! “ Oh,,ya gak papa!. Santai aja!” Mas Behipun pamitan Pulang dengan wajah tampak pucat.

Advertisement

 

Kudsi

Demangan

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif