Salah Masuk

Akhir Februari 2012 lalu, Jon Koplo njagong teman seprofesinya, sesama guru SMA Swasta di Solo yang sedang jadi manten di sebuah hotel berbintang di Jl Slamet Riyadi, Solo. Karena membawa mobil dan dinunuti teman-teman guru lain, maka Koplo sengaja datang gasik agar dapat tempat parkir di dalam area hotel.
Beruntung, Koplo masih kebagian tempat di area dalam. Di pintu masuk, ia disambut Satpam dan diberi karcis parkir yang dilaminating.
“Jangan sampai hilang ya, Pak. Kalau hilang harus mengganti Rp50.000,” pesan Pak Satpam. Koplo manthuk-manthuk sambil memasukkan karcis itu ke kantong baju batiknya.
Bersama sohib-sohibya dan tamu undangan lain, Koplo pun segera mengisi buku tamu. Karena tamu yang antre cukup banyak, dengan sedikit tergesa-gesa Koplo merogoh saku baju bermaksud memasukkan amplop ke kotak sumbangan.
Sambil mendengarkan klenengan dari compac disck, Koplo dan teman-teman duduk di deretan belakang. Setelah nyruput teh hangat yang sudah disediakan, diambilnya karcis parkir dari kantongnya untuk dilihat peraturan yang tertulis dalamnya. Namun ketika ngrogoh kantongnya, mak jenggirat, Koplo kaget, yang ada di dalam sakunya bukan karcis parkir melainkan amplop sumbangan!
“Wadhuh, berarti  sing tak lebokke kothak sumbangan mau...”
Koplo pun segera njranthal menuju mbak-mbak penjaga kotak sumbangan. Dengan wajah merah padam dan sikap elik ngana kae Koplo meminta tolong untuk dibukakan kotak sumbangannya. Meski harus menunggu, akhirnya dengan bantuan koordinator pesta pernikahan, kotak sumbangan pun berhasil dibuka. Koplo segera mengambil karcis parkirnya dan menukarnya dengan amplop sumbangan. Karuan saja teman-teman guru pada kemekelen melihat tingkah Koplo yang konsentrasi njagong-nya malah tertuju ke karcis parkir.
“Nek ora dijupuk dhendha seket ewu, Cah. Eman-eman!” jawab Koplo ketika dicenges teman-temannya.

FX Triyas Hadi Prihantoro, SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Solo

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi