SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Seorang perempuan bertubuh pendek terlihat sedang menemani anak laki-laki berusia tujuh tahun menggambar di teras rumahnya. Waktu baru menunjukkan pukul empat sore, ketika Harian Jogja menyambangi kediaman mereka yang terletak di tengah Kota Jogja itu.

 

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

“Namanya juga ibu-ibu, ya nemenin anak kerjaannya,” tutur Gita sembari membuka pintu pagar rumahnya, Sabtu (2/6).

 

Tidak ada yang berubah dari penampilan perempuan kelahiran 1983 itu. Tanpa malu, dia berkisah soal kehidupannya di masa lalu.

 

Hamil pada usia 21 tahun dan tidak seorang laki-laki pun mengakui janin yang ada di rahimnya membuat Guta pernah berpikiran pendek. Ketika itu dia beberapa kali berusaha menggugurkan kandungan, mulai dari makan obat terlambat bulan hingga sengaja melakukan pekerjaan-pekerjaan berat, angkat barang, dan sebagainya.

 

Namun usahanya itu gagal. Janinnya berkembang dan lahir sembilan bulan kemudian. “Untuk kepentingan surat menyurat, anak saya diadopsi oleh ibu saya,” tuturnya. Kendati banyak orang meragukan siapa ayah kandung anaknya, Gita tahu persis siapa laki-laki yang seharusnya bertanggungjawab. Ketika mengetahui perutnya isi, anak tunggal ini pun segera menemui laki-laki tersebut.

 

Jawaban yang diperolehnya sangat menyakitkan, laki-laki tersebut tidak mau bertanggungjawab karena merasa tidak yakin ia telah menghamili. Pasalnya, perbuatan tersebut dilakukan di sebuah rumah kontrakkan teman, ketika mereka berdua sedang mabuk seusai sebuah acara musik. Alasan lain, ungkapnya, ia terkenal dengan kehidupan yang bebas dan bisa bersetubuh dengan siapa pun, termasuk orang yang bukan pasangannya.

 

One night stand, demikian perempuan asal Klaten ini menyebut kebiasaannya berganti-ganti pasangan ketika itu. Berbeda dengan pekerja seks, sebutnya, one night stand dilakukan suka sama suka, tanpa ada imbalan berupa materi. Biasanya ketika nongkrong atau clubbing, dikenalkan dengan teman dari teman, dan jika merasa cocok maka berlanjut. “Ya semacam ini lah yang membuat saya hamil sebelum nikah,” tukasnya.

 

Ketika disinggung latar belakangnya memilih perilaku tersebut, Gita spontan menjawab bahwa ini persoalan eksistensi. Dipuja laki-laki sekaligus membuktikan ia bisa menaklukkan banyak lelaki.

 

Ia tidak memungkiri cap tersebut berawal dari kehidupan hura-hura semasa awal kuliah. Diceritakannya, bebas dan liar seolah sudah menjadi makanan sehari-hari semenjak duduk di bangku sekolah menegah atas. “Bedanya, saat kuliah kehidupan saya ketika itu menjadi semakin tidak terkontrol,” imbuh perempuan yang sempat mengenyam pendidikan tinggi di salah satu PTS terkemuka di Jogja ini.

 

Kemungkinan, lanjut dia, waktu yang tidak terikat membuatnya lebih luwes dalam menentukan apa yang akan diperbuatnya, sementara ketika masa sekolah masih terbentur dengan jam belajar di SMA.

 

Tidak hanya mengunjungi klub malam untuk clubbing, tetapi juga pergi ke tempat nongkrong bersama dengan teman-temannya, datang ke acara musik, atau sekadar hang out di bar. Kini, Gita mengaku terkadang masih bermain dengan teman-temannya, tetapi intensitas kenakalan masa mudanya berkurang drastis. Ia tidak menampik, sesekali terbersit penyesalan, namun hal itu tidak ingin ditunjukkan di depan teman-teman selama ini. “Mungkin saya sadar mulai tua dan jadi sering berpikir,” ucap perempuan yang drop out dari kampusnya ini sambil tertawa.

 

Kisah berbeda datang dari Hilman, 24, seorang mahasiswa salah satu PTS di Jogja. Bersenang-senang dan berlanjut di ranjang, bukanlah hal yang baru baginya. “Semenjak masuk kuliah sudah saya lakukan,” tuturnya. Nyaris setiap Jumat dan Sabtu, ia tidak pernah absen mengunjungi klub malam yang ada di Jogja. “Ya, standarlah yang dilakukan orang pas clubbing, minum dan cuci mata,” paparnya menjawab pertanyaan alasannya rajin bertandang ke klub malam.

 



Kerap kali, ia mendapat kenalan dari aktivitas di malam hari tersebut. “Ada yang bisa berlanjut [tidur] seketika, ada pula yang kita harus kontak-kontakan beberapa hari dulu,” jelas dia.

 

Memakai jasa pekerja seks juga pernah dilakukannya, terutama ketika ada teman-temannya yang berasal dari luar kota datang ke Jogja. Setiap minggu, tidak selalu ratusan ribu rupiah keluar dari koceknya karena untuk event-event tertentu justru banyak teman yang mentraktirnya. “Kira-kira kalau sebulan ya habis Rp750.000 paling banyak, biasanya kan patungan buat buka botol di dalam [klub malam],” terang laki-laki asli Jogja ini.

 

Sebaliknya, Linda, 21, justru mengambil keuntungan dari kegemarannya clubbing. “Bisa bertemu banyak orang, kenal dengan mereka, sekaligus memberi keuntungan ekonomis,” urai perempuan yang tidak melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi ini. Diungkapakan Linda, ia termasuk perempuan yang suka berbelanja dan berpenampilan mewah. “Ada rasa puas ketika banyak mata mengagumi saya,” ujar perempuan yang tidak pernah mengetahui keberadaan orangtua kandungnya ini.

 

Uang yang diperoleh dari menemani kenalannya pun beragam, mulai dari Rp2 juta per malam. “Belum lagi jika dia ternyata orang luar pulau, biasanya kasih uang lebih,” tuturnya. Terkadang beberapa kenalannya pun tidak segan-segan mengajak dia berekreasi hingga ke pulau seberang. Sekitar tiga tahun menjalani aktivitasnya, Linda berhasil membeli sebuah city car. Kendati identik dengan pekerja seks, perempuan berambut panjang ini menolak jika dikatakan sebagai pekerja seks, alasannya ia tidak pernah meminta uang secara langsung. “Kan kenalan saya kasih sendiri, dan saya tidak minta,” kilahnya.

Ini adalah gambaran salah gaul para remaja di Jogja. Kondisi yang  sangat ironis jika melihat prestasi yang diukir pelajar SMP dan SMA DIY dalam ujian akhir nasional beberapa waktu lalu. Untuk hasil UAN SMA, DIY masih kalah dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Bahkan untuk UAN SMP, Jogja berada di nomor tiga terburuk secara nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya