SOLOPOS.COM - Warga Desa Sambiroto, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri menimbang sampah rumah tangga yang telah dikumpulkan selama sebulan di rumah kepala dusun atau ketua RT masing-masing dusun. Kegiatan yang digagas Pemerintah Desa Sambiroto itu sudah berjalan sejak awal 2022. Foto diambil akhir Juni (Istimewa/Pemerintah Desa Sambiroto)

Solopos.com, WONOGIRI — Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) diklaim efektif mengelola sampah rumah tangga di Desa Sambiroto, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Program itu berhasil membuat warga tidak membuang sampah sembarangan.

Kepala Desa (Kades) Sambiroto, Sukatmo, mengatakan program STMB merupakan inovasi Desa Sambiroto dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Program itu sudah dimulai sejak awal 2022.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melalui program STBM, pemerintah desa mengajak warga tidak membuang sampah sembarangan. Melainkan dikumpulkan terlebih dahulu di satu wadah di rumah masing-masing selama sebulan.

“Pada hari tertentu, sesuai jadwal di masing-masing dusun, mereka menyerahkan sampah yang sudah terkumpul itu di rumah kepala dusun atau ketua RT. Sampah yang dibawa warga ditimbang sesuai jenis sampahnya, seperti plastik atau kertas. Sampah dihitung kiloan. Tiap jenis sampah harganya berbeda-beda per kg-nya,” kata Sukatmo saat ditemui Solopos.com di Area Wisata Air Soka Nandi, Desa Sambiroto, Rabu (20/7/2022).

Menurutnya, konsep ini berbeda dengan bank sampah. Bank sampah dinilai kerap memunculkan masalah baru karena sampah yang terkumpul dari warga tidak segera dikelola atau diproses. Sementara di program STBM, sampah rumah tangga yang sudah terkumpul dari para warga langsung dijual kepada pengepul rongsok hari itu juga.

Baca Juga: DLH Wonogiri Sambut Baik Wacana Pasok Sampah ke PLTSa Solo

Di Desa Sambiroto terdapat delapan dusun. Warga di tiap-tiap dusun mengumpulkan sampah rumah tangga sebulan sekali. Dusun Sambiroto Lor (tanggal 6), Sambiroto Kidul (tanggal 28),  Trukan (tanggal 28), Sumberjo (tanggal 18), Wonoharjo (tanggal 25), Suruhan (tanggal 23), Wonokerto (tanggal 27), dan Jetak (tanggal 26).

“Program ini diapresiasi Puskesmas Kecamatan Pracimantoro sebagai desa percontohan desa lain. Bahkan kami disuruh datang ke desa-desa lain untuk presentasi. Harapan mereka, desa lain bisa meniru program baik ini. Melalui program ini, sampah di Desa Sambiroto terkelola dengan baik. Tidak dibuang sembarangan. Sehingga tidak menimbulkan sarang penyakit. Warga jadi sehat,” terang dia.

Kepala Dusun (Kadus) Sambiroto Lor, Tasurin, menjelaskan tiap keluarga mempunyai kartu STMB yang berfungsi mencatat sampah rumah tangga yang dibawa. Hal itu sekaligus mencatat jumlah uang yang didapat dari hasil mengumpulkan sampah itu.

“Harga per kg tiap jenis sampah macam-macam, mulai Rp800-Rp3.500/kg. Misalnya, plastik kresek dihargai Rp800/kg, kardus dihargai Rp3.000/kg, dan seng dihargai Rp3.500/kg. harga tiap item kadang berubah, megikuti harga pasarannya,” ujar Tasurin saat ditemui di rumahnya.

Baca Juga: Ini Jenis Sampah yang Mendominasi di Area CFS Wonogiri

Dia mengatakan warga tidak perlu dipaksa mengumpulkan sampah rumah tangga. Mereka secara otomatis datang ke rumah kepala dusun atau ketua RT ketika seusai jadwal masing-masing dusun. Tak jarang, warga membawa beberapa kantong sampah dalam sekali datang.

“Tapi, warga tidak mau membawa kartu STBM sendiri-sendiri. Mereka meminta kepala dusun yang menyimpan. Katanya biar aman, tidak ketlisut. Program ini bisa dijadikan tabungan uang bari warga. Sewaktu-waktu mereka butuh uang, bisa mengambilnya di sini,” imbuh Tasurin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya