SOLOPOS.COM - Ieng Thirith, mantan menteri sosiasl dalam pemerintahan Khmer Rouge, Kamboja, menghadiri sidang 24 Februari 2009. (Reuters)

Ieng Thirith, mantan menteri sosiasl dalam pemerintahan Khmer Rouge, Kamboja, menghadiri sidang 24 Februari 2009. (Reuters)

PHNOM PENHPengadilan Kejahatan Kamboja membebaskan mantan pemimpin Khmer Merah, Minggu (16/9/2012). Kondisi mental Ieng Thirith, 80, dinyatakan tak lagi layak diadili.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ieng, seorang sarjana perempuan lulusan Sorbone, menjabat sebagai menteri urusan sosial selama 1975-1979 pemerintahan Khmer Merah. Sekitar 1,7 juta orang Kamboja tewas selama rentang waktu itu.

Seperti dilansir yahoonews, pengadilan yang didukung PBB tersebut semula menjadwalkan pengumuman keputusan pembebasan dirinya pada Kamis (13/9/2012). Keputusan ini berdasarkan pernyataan para ahli medis yang menyebut tak ada prospek pengadilan bagi Ieng, akibat penyakit mental degeneratif, diduga Alzheimer, yang dideritanya.

Namun Jaksa penuntut menunda pembebasannya dan mengajukan banding dengan alasan laporan kondisi kondisi kesehatan Ieng “sengaja diatur”. Dalam sidang hari Minggu, pengadilan menerima permohonan banding itu dan akan membahasnya dalam sidang akhir bulan mendatang.

Sementara menunggu sidang lanjutan, Ieng mendapatkan pembebasan bersyarat berdasarkan kondisi kesehatannya. Selama dalam masa pembebasan bersyarat, Ieng harus melaporkan alamat tinggalnya, menyerahkan paspornya dan dilarang meninggalkan Kamboja, serta diwajibkan datangs etiap dipanggil pengadilan.

Keputusan ini memancing kemarahan para keluarga dan korban selamat dari pembunuhan massal yang terjadi lebih dari 30 tahun lalu oleh pemerintahan Khmer Merah. Ieng adalah satu-satunya perempuan yang berada di peringkat tertinggi rezim Khmer Merah, sekaligus merupakan adik ipar pemimpin Khmer Merah, Pol Pot, yang meninggal pada 1998.

Dia dituduh terlibat dalam koordinasi, perencanaan dan pemberian perintah “pembersihan secara luas”. Dia didakwa atas kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, pembunuhan dan penyiksaan.

Suaminya, 86 tahun Ieng Sary, mantan menteri luar negeri rezim Khmer Merah, adalah satu dari tiga pemimpin senior lainnya yang saat ini juga sedang diadili. Petinggi Khmer Merah lain yang sedang diadili adalah Nuon Chea, 85, kepala ideologis Khmer Merah dan pemimpin nomor dua di bawah Pol Pot, serta Khieu Samphan, 80, mantan kepala penjara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya