SOLOPOS.COM - Pendeta Saifuddin Ibrahim kembali melontarkan pernyataan kontroversial dari tempat pelariannya di AMerika Serikat, Rabu (6/4/2022). (Youtube)

Solopos.com, SOLO – Residivis penodaan agama, Pendeta Saifuddin Ibrahim belum juga ditangkap sementara kanal Youtubenya yang tak henti menyerang Islam belum juga diblokir.

Dari tempat persembunyiannya di Amerika Serikat, Saifuddin Ibrahim terus memproduksi konten-konten yang menyerang agama Islam.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Selain berstatus mantan narapidana penodaan agama, Saifuddin Ibrahim kini juga telah berstatus tersangka kasus serupa karena meminta 300 ayat Alquran dihapus lantaran dianggap sebagai sumber kekerasan.

Tak hanya membuat marah umat Islam, perilaku Saifuddin Ibrahim juga membuat gerah umat Kristen dan Katolik. Beberapa pendeta bersuara agar Saifuddin segera ditangkap dan diproses hukum.

Siapa sebenarnya Saifuddin Ibrahim yang membuat heboh Tanah Air ini? Saifuddin adalah putra kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang lama hidup di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Juga: Hina Islam Lagi, Saifuddin Ibrahim: Naik Haji Akal-Akalan Muhammad

Terlahir sebagai seorang muslim, Saifuddin menekuni agama Islam sejak kecil. Ia menamatkan kuliah di Fakultas Ushuluddin Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada 1989.

“Pertama ketemu dia sebelum masuk ke Sobron (Pondok Pesantren Hajah Sobron). Saya dan dia mengambil Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama UMS. Di situ belajar semua agama, aliran kepercayaan,” ujar Syamsul Hidayat, teman sekamar Saifuddin Ibrahim saat kuliah di Solo.

Syamsul Hidayat, Dekan Fakultas Agama Islam UMS yang juga teman kuliah Saifuddin Ibrahim. (Youtube)

Syamsul Hidayat kini menjabat Dekan Fakultas Agama Islam UMS. Dikutip Solopos.com dari program Fakta di kanal Youtube TVOneNews, Sabtu (23/4/2022), Syamsul mengatakan dirinya bersahabat dengan Saifuddin sejak 1984.

Yang mengagetkan, ternyata Saifuddin adalah seorang pejuang Negara Islam Indonesia (NII). Menurut Syamdul, Saifuddin Ibrahim terpapar paham NII setelah lulus sebagai mahasiswa di UMS.

Baca Juga: NII KW IX, Organisasi yang Pernah Diikuti Pendeta Saifuddin Ibrahim

“Ya sejak lulus itu terpapar NII dan aktif merekrut anggota saat menjadi pengasuh Ponpes di Sawangan, Depok dan di Ponpes Az Zaytun Indramayu, Jawa Barat,” katanya.

Semenjak saat itu Saifuddin kian larut dalam NII. Ia merekrut banyak orang untuk bergabung dengan organisasi terlarang tersebut hingga memicu banyak konflik dengan komunitas Islam lainnya di Depok.

Karena menimbulkan keresahan, PP Muhammadiyah pada tahun 1994 menugaskan Budi Nurastowo Bintriman untuk membendung pengaruh Saifuddin Ibrahim di Sawangan, Depok. Budi adalah adik kelas Saifuddin Ibrahim di UMS.

“Saya mendapat informasi dari teman-teman di Sobron, bahwa Saifuddin ini adalah tokoh di NII KW IX. Saya empat tahun di Depok. Tapi tak lama setelah itu NII di Daarul Arqam meledak, Saifuddin Ibrahim sudah buron,” kata Budi.

Baca Juga: Derita Saifuddin Ibrahim: Ditolak PGI, Dikecam Sesama Pendeta

Selama berinteraksi dengan Ponpes Daarul Arqam itulah ia menemukan banyak penyimpangan perilaku orang-orang yang terpapar NII. Salah satunya adalah tidak berpuasa saat Bulan Ramadan.

“Banyak santri, ustaz, dan stafnya yang gampang tidak berpuasa saat Ramadan, juga tidak salat. Bahkan banyak yang gagah-gagahan, menunjukkan ini lho saya merokok saat Bulan Puasa, dan sebagainya,” ujar Budi.

Budi Nurastowo Bintriman, adik tingkat Saifuddin Ibrahim saat kuliah di UMS. (Youtube)

Budi mengaku dirinya sempat diajak Saifuddin Ibrahim untuk masuk ke NII namun ditolaknya. “Dia bilang ‘ayok ikut, di tempatku enak’. Memang di NII itu ia terlihat perlente, baju-bajunya bermerek, bawa pager (alat komunikasi awal tahun 1990-an). Itu terjadi tahun 1995. Langsung saya tolak,” ujarnya.

Itu merupakan komunikasi terakhir Budi dengan Saifuddin. Saifuddin lantas keluar dari Ponpes Daarul Arqam dan masuk ke Ponpes Az Zaytun, Indramayu.

Baca Juga: Pendeta Joshua: Saifuddin Ibrahim Tidak Mewakili Kekristenan

Putra kedua Saifuddin Ibrahim, Saddam Hussein, membenarkan ayahnya terlibat NII. “Iya benar, di Az Zaytun Abi memang mengajarkan itu (NII), dari tahun 1999 hingga 2006,” ujar Saddam Hussein dalam salah satu kesempatan.

Saddam meminta ayahnya kembali ke Tanah Air untuk mempertanggungjawabkan kegaduhan yang dibuatnya. “Tapi dia menolak. Memang kegaduhan ini yang beliau inginkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya