SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak muda investasi saham. (Freepik.com).

Solopos.com, SOLO — Investasi melalui obligasi maupun saham memiliki beberapa kekurangan maupun kelebihan. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi investor pemula yang ingin terjun ke pasar modal.

Pengamat ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Bhimo Rizky Samudro menyebut invetor anak muda saat ini masih menyukai investasi saham karena return yang ditawarkan cukup besar.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Walaupun menawarkan return yang besar, saham juga mempunyai risiko yang tinggi karena bergantung pada kesehatan perusahaan.

Namun, ia menjelaskan investor pemula bisa mempertimbangkan obligasi sebagai salah satu instrumen investasi. Selain itu, menurut dia obligasi mempunyai risiko yang rendah meski dengan return yang flat.

Oleh sebab itu, menurut dia obligasi cocok untuk investasi jangka panjang.

“Kadang-kadang generasi muda ini lebih suka yang instan, dapatnya banyak itu yang digemari. Cuma kalau untuk belajar, saya rasa lebih cenderung ke arah obligasi dulu,” ujar Bhimo pada Kamis (19/10/2023).

Menurut Bhimo, nilai obligasi yang cenderung flat cocok digunakan untuk investasi jangka panjang serta sebagai upaya menjaga stabilitas finansial.

Tapi kecenderungan anak muda yang menyukai pola instan, membuat mereka lari ke instrumen saham.

“Terutama untuk yang pemula, mungkin modalnya belum terlalu banyak. Coba belajar dulu menggunakan obligasi, ketika relatif sudah mapan bolehlah bergeser ke saham,” tambah dia.

Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Tengah (Jateng) II, Muhammad Wira Adibrata mengungkapkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilih perusahaan sekuritas bagi investor pemula.

Masyarakat harus memastikan sekuritas tersebut adalah anggota BEI dan diawasi oleh OJK. Lebih lanjut Wira menjelaskan bagi investor pemula wajib mengenali tipe-tipe sekuritas.

Misalnya, apakah sekuritas tersebut memfasilitasi broker atau transaksi tanpa menggunakan broker.

Menurut dia fasilitas broker ini cocok digunakan bagi orang yang belum melek teknologi. Jadi investor membeli dan menjual saham melalui perantara atau broker.

Wira juga menyebut para investor harus mengetahui secara pasti biaya untuk layanan broker. Kemudian bagi orang yang memilih menggunakan online trading, investor harus memelajari fitur online trading secara baik.

Lebih lanjut Wira menjelaskan investor bisa memiliki lebih dari satu sekuritas. Dengan memiliki lebih dari satu sekuritas menurut Wira tidak ada risiko karena tidak memiliki biaya bulanan.

Selain itu, memiliki lebih dari satu sekuritas membuat investor lebih aman karena menyesuaikan jangka waktu investasi. Ketika return tinggi bisa mencairkan di salah satu sekuritas, namun masih memiliki di akun lainnya.

Pasar Modal di Soloraya

Sementara itu, melalui rilis yang diterima Solopos.com, pada Rabu (18/10/2023), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo mencatat perkembangan kinerja pasar modal di wilayah Soloraya mengalami peningkatan secara month-to-month (mtm) sebesar 4.889 Single Investor Identification (SID) atau sebanyak 1,24% dibandingkan Juli 2023.

Sementara itu, secara year-on-year (yoy), jumlah SID mengalami peningkatkan 334.339 SID pada Agustus 2022 meningkat menjadi 396.006 SID pada posisi Agustus 2023.

Selain itu, secara year-to-date, jumlah SID di Soloraya yang meliputi SID Saham, SID Reksana, SID Surat Berharga Negara (SBN), dan SID E-BAE juga tercatat mengalami peningkatan sejumlah 39.949 SID atau 11,07%.

Kemudian terjadi peningkatkan nilai transaksi saham di Soloraya sebesar Rp255,23 miliar atau sebesar13,56% dari Rp1,88 triliun pada Juli 2023 menjadi Rp2,14 triliun pada Agustus 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya