SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters/Toru Hanai )

EPANG- Indeks harga saham di sejumlah bursa utama Asia melemah pada awal transaksi, Senin (16/1/2012), akibat kekhawatiran pelaku pasar atas pemotongan rating oleh Standard & Poor’s akhir pekan lalu.

Situasi itu dipandang akan memperburuk kesulitan pendanaan zona euro dan rekapitalisasi. Hal ini juga akan mengancam kemajuan penyelesaian krisis utang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti dikutip dari Reuters, Indeks MSCI broadest index Asia pasifik di luar Jepang tergelincir 0,3 persen pada pembukaan. Indeks Nikkei Jepang rata-rata turun 1 persen dari pembukaan.

Saham global dan Amerika berakhir lebih rendah pada Jumat, meski bukan posisi terendah. Saham global yang diukur MSCI World Equtiy Index turun 0,5 persen setelah sebelumnya jatuh lebih dari 1 persen. Indeks utama Amerika turun sekitar 0,5 persen, setelah merugi 1 persen sebelumnya.

Sementara indeks Dow Jones turun 48,96 poin atau 0,39 persen di level 12.422,06. Indeks Standard & Poor 500 turun 6,41 poin atau 0,49 persen di 1.289,09. The Nasdaq Composite Index turun 14.03 poin atau 0,51 persen di 2.710,67. Pasar amarika ditutup pada Senin dalam rangka hari Martin Luther King.

Penurunan ini mengantisipasi prediksi penurunan rating dari S&P yang diumumkan sesudah penutupan pasar pada Jumat.

Euro sendiri jatuh ke level terendah dalam 17 bulan. Euro tercatat pada US$1,2643 setelah menyentuh US$1,2624 pada Jumat. Level itu terendah sejak Agustus 20120.

Lembaga rating S&P menurunkan peringkat utang pada negara zona euro, termasuk Italia, Spanyol, Portugal, Austria, dan Prancis. Hanya Jerman yang peringkatnya tidak berubah. S&P juga mengatakan akan memutuskan segera apakah ia akan menurunkan peringkat dana bailout zona euro.

Hal ini tentunya menambah kegelisahan, khususnya untuk bailout Yunani. Athena di bawah tekanan kuat untuk menyelesaikan kesepakatan dengan pemegang obligasi swasta untuk memotong utangnya ke tingkat yang lebih sustainable.

“Penurunan peringkat dan restukturisasi Yunani cenderung membawa risiko volatilitas,” ujar analis Barclay Capital dalam catatannya. VIVAnews

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya