SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan saham. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Investor jangka panjang tenang meski saham anjlok.

Solopos.com, SOLO—Investor tenang menghadapi sentimen negatif yang menghantam indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Jumat (23/3/2018). Sentimen negatif itu sebagai dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Sikap tenang investor itu juga lantaran investasi mereka untuk tujuan jangka panjang. Seorang investor saham Solo, Larasati Reyma, memantau pergerakan indeks harga saham dua emiten yakni PGAS (Perusahaan Gas Negara) dan WSBP (Waskita Beton Precash).

“Dua-duanya terkoreksi hari ini [Jumat]. Tapi angka penurunannya tidak melebihi harga saat saya beli dulu, jadi belum rugi, masih untung,” kata Larasati saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat.

Bagi dia, sentimen negatif yang membuat IHSG dan rupiah terkoreksi dalam sepekan terakhir tak membuatnya khawatir. (baca juga: KUNJUNGAN MEDIA : BEI Solo Dorong Perusahaan Soloraya Melantai di Bursa Saham)

“Saya nggak begitu khawatir karena saham itu saya beli untuk investasi. Buat jangka panjang, jadi selama kondisi ekonomi di Indonesia diprediksi baik, nggak perlu khawatir,” tutur dia.

Branch Manager Phintraco Sekuritas Solo, Setiawan Efendy, menjelaskan fundamental ekonomi nasional tidak ada masalah apa pun. Penurunan indeks saham sebagian besar emiten termasuk emiten unggulan disebabkan sentimen negatif dari luar negeri. Salah satunya isu AS yang akan menaikkan suku bunga dan memicu pemilik dana menarik dana mereka dari negara berkembang termasuk dari Indonesia.

“Yang jelas banyak investor yang wait and see. Bahkan kami lihat untuk hari ini [Jumat] sedikit sekali yang masuk. Mereka masih melihat perkembangan. Kalau ada yang mau berburu saham saat harga terkoreksi seperti sekarang ini bisa pilih emiten dengan fundamental yang baik, dengan koreksi yang cukup banyak,” kata Setiawan.

Dia menyarankan investor menghindari emiten sektor perbankan. Perbankan boleh jadi pilihan, tapi pilihan terakhir.

“Karena kalau isunya seperti ini, perbankan adalah sektor yang kali pertama kena dan masih ada potensi untuk turun lagi. Boleh dipertimbangkan sektor konstruksi seperti Waskita Karya, Adhi Karya, atau Astra. Tapi kami ingatkan kalau mau beli silakan atur uang, beli banyak nanti kalau sudah reborn,” imbuhnya.

Di Phintraco Sekuritas Solo, dengan adanya kecenderungan investor menunda beli ada penurunan transaksi harian sekitar 40%.

“Ya, jadi sedikit lebih sepi hari ini. Yang masih mau beli adalah mereka yang bermain trading,” ujar dia.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Solo, M. Wira Adibrata, mengatakan koreksi saham ramai-ramai pada Jumat dipicu salah satunya isu perang dagang AS-Tiongkok. Dampak dari sentimen negatif itu tidak hanya terjadi di Indonesia tapi pasar dunia.

“Indonesia masih lumayan hingga siang tadi hanya terkoreksi 1,3%, artinya masih cukup terkendali. Sedangkan di negara lain koreksinya lebih dalam lagi,” papar dia.

Dia berharap investor di Solo tidak panic selling atau aksi jual ramai-ramai yang berpotensi menyebabkan indeks saham makin terpuruk. Kondisi semacam ini pernah terjadi pada 2008 lalu, saat ada kasus JP Morgant, semua investor melakukan aksi jual saham untuk menyelamatkan asetnya masing-masing.

“Jadi jangan gegabah lakukan aksi jual karena penurunan indeks saham bukan disebabkan fundamental emitennya melainkan hanya pengaruh sentimen negatif,” imbuh dia.

Di sisi lain, campur tangan pemerintah mengatur tarif layanan publik, termasuk layanan tol, dituding menjadi sentimen negatif di pasar saham. Akibatnya, pergerakan IHSG terus memerah.

“Faktor penurunan IHSG dari dalam negeri adalah market kecewa dengan adanya kebijakan intervensi. Karena semakin banyak campur tangan pemerintah terhadap market,” kata Head of Research MNC Sekuritas, Edwin Sebayang, Jumat.

Pengumuman mengenai penurunan tarif jalan tol memang berdampak cukup besar, terutama terhadap harga saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Menurut Edwin, kebijakan ini juga akan berdampak pada kinerja keuangan perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya