SOLOPOS.COM - Pasar Gede Solo (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Koran Solo)

Disdag target PAD pasar Rp23 miliar.

Solopos.com, SOLO—Dinas Perdagangan (Disdag) Solo menargetkan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi pasar pada tahun ini Rp23 miliar. Target tersebut meningkat dari perolehan pendapatan di tahun lalu tercatat Rp20,4 miliar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo Subagiyo mengatakan optimistis target pendapatan pasar senilai Rp23 miliar bisa tercapai. Hal ini seiring bertambahnya jumlah pasar tradisional di Kota Bengawan yang akan menerapkan penarikan retribusi secara elektronik (e-retribusi).

“Sekarang kita sedang siapkan e-retribusi bisa diterapkan di 14 pasar di antaranya Pasar Elfabes, Pasar Kadipolo dan lainnya,” kata Subagiyo ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Selasa (13/3/2018).

Program penarikan retribusi pasar secara elektronik mulai diterapkan Pemkot sejak 2016 lalu. Hingga kini 13 pasar tradisional di Kota Solo telah menerapkan program e-retribusi tersebut. Pemkot akan meneruskan program e-retribusi ke 14 pasar lain hingga nantinya diterapkan di seluruh pasar tradisional yang ada di Solo. Ditargetkan program e-retribusi tersebut bisa diterapkan di seluruh pasar tradisional pada tahun ini.

“Ada 44 pasar di Solo, sekarang baru 13 pasar sudah e-retribusi. Nanti ditambah 14 pasar lagi sampai seluruh pasar e-retribusi,” katanya.

Menurut Subagiyo, sistem pembayaran secara elektronik mampu menekan berbagai bentuk penyimpangan, termasuk kemungkinan kebocoran keuangan. Sebab semua transaksi melalui kartu elektronik akan terekam dalam sistem yang disiapkan perbankan dan secara otomatis terdebet dalam rekening Pemkot. Hal ini berdampak pada pemasukan pendapatan pasar yang lebih jelas dan terukur. Di tahun lalu perolehan pendapatan pasar mencapai Rp20,4 miliar atau melampaui target yang ditetapkan Rp15 miliar.

“Jadi tahun ini kita naikkan target pendapatan menjadi Rp23 miliar. Kami optimis target itu tercapai,” katanya. (baca juga: 44 Pasar di Solo Belum Kantongi Sertifikat SNI)

Selain berdampak pada perolehan pendapatan yang terukur, penerapan e-retribusi dalam hal pengawasan juga lebih efektif. Sebab penerimaan pendapatan terpantau secara online. Begitu juga mampu efisiensi sumber daya manusia (SDM). Apalagi kini Pemkot kekurangan dengan ribuan aparatur sipil negara (ASN) karena belum dicabutnya moratorium penerimaan ASN oleh Pusat.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan berkomitmen terus berinovasi dalam program-program kerja yang dijalankan. Inovasi dalam bidang pelayanan masyarakat menjadi fokus utama guna meningkatkan daya saing sekaligus mengikuti tuntutan perubahan yang semakin cepat. Inovasi tersebut sekaligus memberikan kemudahan dalam pelayanan.

“Inovasi diperlukan karena tidak terlepas dari tuntutan perubahan yang semakin cepat,” kata dia.

Tujuan lain adalah efisiensi anggaran, sumber daya manusia (SDM) hingga transparansi dan akuntabel dalam tata kelola pemerintahan. Wali Kota mencontohkan salah satunya penerapan retribusi pasar secara elektronik yang dinilai efisien SDM dan transparan. Pemkot juga bisa menghitung potensi PAD lebih akuntabel.

“Dengan e-retribusi pasar misalnya bisa irit SDM, dulu petugas penarik retribusi bisa lima orang, sekarang cukup dua orang,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya