SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelecehan seksual. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Wanita petugas medis militer asal Rusia mengalami kisah tragis saat ditugaskan di Ukraina. Mereka dilaporkan sempat dijadikan budak seks oleh tentara yang sama-sama dari Rusia dan juga bertugas di Ukraina.

Laporan ini diterbitkan oleh Radio Free Europe/Radio Liberty dalam sebuah wawancara, Selasa (28/3/2023). Dikutip dari New York Post, Rabu (29/3/2023), wanita petugas medis itu bernama Margarita.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia telah pensiun dari tugasnya sebagai tentara pada 2017 lalu setelah 11 tahun mengabdi untuk Angkatan Darat Rusia. Pada musim panas 2022 lalu, dirinya memutuskan untuk menjadi sukarelawan sebagai tenaga medis di Ukraina untuk menafkahi keluarganya.

Margarita menjelaskan, begitu dia tiba di Nizhniy Novgorod, Rusia untuk mengikuti pelatihan, seorang kolonel yang memimpin peleton tank memilih dan menjadikannya budak seks. Namun, Margarita menolak rayuan seksual sang kolonel dan ini berlanjut hingga saat peleton itu dikirim ke Ukraina untuk berperang.

Menurut Margarita, setelah ia menolak ajakan tersebut, sang kolonel memerintahkan bawahannya untuk membuat kehidupan Margarita menjadi sengsara.

“Selama sebulan saya hanya tidur di luar, sementara yang lain menghabiskan malam di tenda dan rumah. Saya hanya tidur di tanah, di samping jalan, di hutan kecil,” kenang Margarita.

Margarita mengatakan bahwa tujuan sang kolonel membuat hidupnya sengsara ialah untuk menghancurkan semangatnya, sehingga ia akan setuju untuk melakukan hubungan seks. Akan tetapi, Margarita tetap bersikeras untuk menolaknya.

Terdapat tujuh perempuan berusia antara 23 tahun dan 38 tahun di peleton medis yang dipaksa untuk melayani satu atau lebih tentara, meski banyak dari mereka sudah menikah. Mereka tidak bisa menolak perintah tersebut karena dihadapkan dengan ancaman penganiayaan yang mengerikan.

Pada satu kesempatan, Margarita mengaku pernah menyaksikan seorang petugas medis bernama Svetlana yang juga diperlakukan seperti budak, ditembak oleh seorang tentara yang diduga dalam keadaan mabuk atau cemburu.

Margarita mengatakan penembakan itu menyebabkan Svetlana cacat permanen dan mereka membuat kejadian itu seolah-olah dilakukan oleh orang Ukraina.

Margarita kembali menambahkan, tentara itu menembak tangannya sendiri agar tampak seolah-olah dia melindungi Svetlana, kemudian dia pergi ke rumah sakit dan kembali sekitar tiga minggu kemudian.

Dari kejadian ini tidak ada anggota militer wanita yang mencoba untuk melarikan diri dan kembali ke Rusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak dapat melintasi perbatasan dan berisiko ditembak oleh pasukan mereka sendiri.

Margarita kembali menambahkan bahwa wanita bukan satu-satunya yang menerima pelecehan, para laki-laki yang mengikuti wajib militer juga mendapatkan pelecehan berupa dikurung dalam kondisi telanjang di ruang bawah tanah yang lembab dan dipenuhi tikus.

Akibat semua kejadian tadi, membuat Margarita harus menghabiskan dua bulan terakhirnya untuk menjalani rehabilitasi dan mengonsumsi antidepresan untuk mengobati trauma parah yang dialaminya selama di Ukraina.

Sayangnya, Solopos.com belum menemukan tanggapan resmi dari pihak tentara Rusia atas kisah tragis yang diceritakan Margarita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya