SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MAGETAN — Seorang kakek-kakek di RT 005/RW 005, Desa Sempol, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, tinggal seorang diri selama bertahun-tahun. Kakek bernama Sadikun itu tinggal di rumah yang sudah tidak layak huni dan rawan roboh.

Ditemui di rumahnya, Rabu (23/1/2019) siang, pria yang telah berusia 87 tahun itu terlihat semringah dan ramah saat menyambut Madiunpos.com. Ia lantas memperlihatkan kondisi rumahnya yang berada persis di pinggir Jalan Raya Maospati-Barat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari luar terlihat rumah tua itu sudah lusuh dan agak miring ke samping. Bagian atap rumah terlihat rusak dan ambrol di satu bagian. Bagian teras rumah terlihat semrawut dengan tumpukan kayu serta kain-kain bekas.

Di teras itu, ada satu kursi plastik dan satu kursi besi yang terlihat sudah sangat usang.

Secara sekilas, anggapan orang yang melewati rumah tersebut sudah tidak dihuni atau rumah yang telah lama ditinggal penghuninya. Karena memang kondisi rumah sudah tidak layak dihuni.

Saat masuk ke dalam rumah, satu ruangan utama hanya terlihat tumpukan kayu dan pakaian. Perkakas rumah tangga pun tercecer di mana-mana. Sinar matahari pun masuk ke ruangan tanpa halangan karena atap rumah sebagian roboh.

Lantai rumah masih terbuat dari tanah. Kondisi di dalam rumah pun sangat lembab. Bau apak pun merebak di berbagai sisi. Di dalam rumah ada dua kamar tidur, tapi ruangan itu tidak berfungsi.

Di dalam rumah, tertempel beberapa foto dan poster bergambar presiden RI seperti Soekarno, Soeharto, dan Megawati. Di salah satu sudut ruang juga tertempel gambar burung Garuda dan Pancasila.

Bagian dalam rumah Sadikun, 87, di RT 005/RW 005, Desa Sempol, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Rabu (23/1/2019). (Madiunpos.com-Abdul Jalil)

Foto: Bagian dalam rumah Sadikun, 87, di RT 005/RW 005, Desa Sempol, Kecamatan Maospati, Magetan. (Madiunpos.com-Abdul Jalil)

Meski ada kamar tidur, selama ini Sadikun lebih memilih tidur di teras rumah. Ia menganggap tidur di teras rumah lebih nyaman. Begitu juga saat hujan mengguyur, ia tidak pindah dan masuk ke dalam rumah.

“Kalau hujan saya lebih memilih tidur di teras. Soalnya kalau tidur di dalam rumah berisik saat hujan. Biasanya air hujan masuk ke dalam rumah,” ujar dia saat berbincang dengan Madiunpos.com.

Saat senja tiba, pria yang memiliki dua anak ini mulai menata tempat tidur yang terbuat dari tumpukan kayu di teras rumah. Kemudian dia menutupnya dengan reklame bekas sampai empat lapis, setelah itu baru dikasih bantal dan selimut.

Teras rumah ini yang menjadi tempatnya melepas lelah setelah seharian bekerja di sawah. Ia hidup di rumah reyot itu dengan seekor kucing. Istri Sadikun telah meninggal dunia, sedangkan dua anaknya sudah berumah tangga dan tinggal di tempat lain di Magetan dan Madiun.

Untuk makan, Sadikun biasanya masak nasi dan mencari sayuran di pekarangan rumah. Ia mempunyai dapur sederhana yang setiap hari digunakan untuk memasak.

“Saya kalau makan tiga kali sehari. Sarapan, makan siang, dan makan sore. Saya biasanya masak sendiri. Kadang beli di warung,” ujarnya.

Meski sudah renta dan tubuhnya sudah membungkuk, Sadikun tetap giat bekerja. Setiap hari ia bekerja sebagai buruh tani. Pendapatannya memang tidak banyak, namun ia selalu mensyukuri hal itu.

Pria lansia itu mengaku sudah tinggal di rumah ini sejak puluhan tahun silam. Rumah tersebut merupakan warisan dari orang tuanya.

Ia tidak ingat kapan terakhir kali rumah tersebut diperbaiki. Namun, setiap tahun rumah ini semakin mengkhawatirkan kondisinya. “Dulu sempat diperbaiki, tapi rusak lagi,” imbuhnya. 

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya