SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno memusnahkan beberapa ponsel yang diselundupkan kepada napi di LP Kelas II A Sragen, Jumat (31/3/2017). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 167 kepala keluarga (KK) di Sragen mengundurkan diri dari daftar KK miskin atau KK prasejahtera sejak program penempelan stiker prasejahtera digalakkan untuk 36.000 rumah tangga miskin (RTM) selama 2019.

Data tersebut diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno yang juga Koordinator Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Sragen saat ditemui wartawan di Gedung Kartini Sragen, Kamis (2/1/2019) dini hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dedy mengatakan 167 KK itu mundur dari data keluarga miskin karena merasa tidak layak setelah diverifikasi petugas lewat penempatan stiker keluarga prasejahtera.

Dia mengatakan mereka sebenarnya memang tidak berhak mendapat bantuan pemerintah baik berupa program keluarga harapan (PKH) maupun bantuan pangan non tunai (BPNT) karena ada peningkatan kesejahteraan.

“Kendati demikian, dari hasil evaluasi, kami masih menemukan rumah warga yang tercatat dalam BDT [basis data terpadu] padahal secara fisik tidak layak karena rumah itu berlantai granit, memiliki pendingin udara atau AC dan kulkas serta sepeda motor. Secara fisik mestinya tidak berhak menerima bantuan tetapi masih meminta bantuan. Data seperti inilah yang nantinya diverifikasi dan validasi lewat mekanisme musyawarah desa (musdes),” ujar Dedy.

Dedy menerangkan verifikasi dan validasi data kemiskinan tahap II masih berproses. Dia berharap bisa mendapatkan data kemiskinan secara riil meskipun jumlahnya lebih banyak.

Kabid Pemerintahan Ekonomi Sosial Budaya Bappeda Litbang Sragen, Tri Mulyono, menyampaikan dalam verifikasi dan validasi data kemiskinan masih ada satu kecamatan yang belum masuk dalam sistem PKH, yakni Kecamatan Sukodono.

Sebelumnya sempat disampaikan ada 11 keluarga di Tanon yang mengundurkan diri dari data KK miskin. Laporan itu diterima Bupati dan Wabup saat berkunjung ke Tanon untuk meresmikan Gedung Kecamatan Tanon.

Camat Kedawung Sragen Nugroho Dwi Wibowo menyampaikan ada 22 KK yang mundur dari data kemiskinan di wilayah Kedawung.

Baca pula: 2 Petani Sragen Meninggal di Dalam Sumur

Dia mengatakan 22 KK yang mundur itu berasal dari wilayah Desa Pengkok tiga KK, Karangpelem empat KK, Mojodoyong satu KK, Mojokerto delapan KK, Wonorejo dua KK, Kedawung satu KK, dan Jenggrik tiga KK.

“Mereka mundur dari daftar KK prasejahtera karena sudah tumbuh kesadaran atau malu karena rumahnya ditempeli stiker,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya