SOLOPOS.COM - Suasana Umbul Ponggok di Ponggok, Polanharjo, Klaten, Selasa (3/3/2020). (Solopos-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Bupati Klaten, Sri Mulyani, belum mengizinkan objek wisata di wilayahnya dibuka di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Sri Mulyani meminta ke pengelola objek wisata agar bersabar terlebih dahulu karena kondisi di Klaten dinilai belum stabil.

Hal itu dijelaskan Sri Mulyani saat ditemui wartawan di Kantor Desa Turus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng), Senin (13/7/2020). Sri Mulyani yang juga ketua Gusgas PP Covid-19 Klaten mengaku terus memantau perkembangan situasi dan kondisi di Kabupaten Bersinar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Saat ini, kondisinya tak stabil. Saya pribadi perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan. Hal itu termasuk membuka objek wisata atau pun mengizinkan anak-anak ke sekolah. Di situasi seperti ini, kesehatan warga menjadi yang paling utama. Yang perlu dipahami, Klaten belum zero [terkait jumlah pasien positif Covid-19]," katanya.

Hari Ini Dalam Sejarah: 13 Juli 587, Yerusalem Direbut dari Yehuda

Orang nomor wahid di Pemkab Klaten itu mengaku sudah ada beberapa pengelola objek wisata yang meminta izin membuka usaha. Hal itu termasuk pengelola objek wisata di kawasan perdesaan.

Namun, Sri Mulyani belum memberikan lampu hijau terkait permintaan tersebut. "Kalau dibuka, risikonya akan jauh lebih tinggi. Saya minta ke seluruh pengelola objek wisata tetap bersabar terlebih dahulu. Kami menyadari, semua terdampak adanya Covid-19 ini," katanya.

Warga Mendesak

Sebelumnya, warga Paseban, Kecamatan Bayat mendesak Gusgas PP Covid-19 Klaten segera membuka objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran, Bayat, dalam waktu dekat. Dibukanya objek wisata religi itu diyakini akan menggerakkan roda perekonomian warga setempat di tengah pandemi Covid-19.

Di salah satu objek wisata religi di Klaten itu, terdapat 240 pelaku usaha dan 100 tukang ojek. Khusus tukang ojek, anggota yang masih aktif mangkal di kawasan objek wisata mencapai 60 orang.

"Selama empat bulan ini, warga yang bekerja di kawasan sini praktis tidak memperoleh penghasilan. Makanya, warga berharap objek wisata religi ini segera dibuka," kata Kepala Desa (Kades) Paseban, Eko Tri Raharjo.

Pengin Minggat dari China, Pabrik Iphone di India Digelontor Rp14 Triliun

Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Sri Nugroho, mengatakan pembukaan objek wisata di tengah pandemi Covid-19 harus seizin bupati Klaten.

Ditutupnya objek wisata di tengah pandemi Covid-19 bertujuan memutus mata rantai persebaran virus corona.

"Setiap hari, kami memantau sejumlah objek wisata. Sesaat setelah memantau, kami langsung laporkan ke bupati sebagai bahan pertimbangan [membuka atau menutup objek wisata]," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya