SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

JAKARTA—Di dunia ini ada orang dengan kepribadian tipe C yang dicirikan punya kesabaran luar biasa dan sering menahan emosinya, terutama marah. Ternyata orang dengan kepribadian ini lebih berisiko terkena kanker.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Menurut Psikiater dan Dosen Ilmu Psikiatri di FK UKRIDA, Andri dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/2/2013), orang dengan kepribadian tipe C super sabar berlebihan dan sering selalu mengiyakan segalanya walaupun di dalam hatinya sangat bertentangan. Orang ini juga sering terlalu merasionalkan segala sesuatunya dan ingin selalu tampil baik dan sempurna di mata orang.

“Orang dengan kepribadian seperti ini tentunya sering mengalami ‘kelelahan mental’ sehingga mudah menjadi depresi dan merasa tidak berdaya. Dikatakan jika dikombinasikan dengan faktor risiko lain, orang dengan kepribadian tipe C akan lebih berisiko menderita kanker,” tutur Andri.

Pada pasien kanker sendiri bisa muncul gejala-gejala gangguan psikologis seperti kemarahan, kecemasan, depresi, dan tidak mempunyai harapan. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik maka akan memperburuk kesehatan pasien kanker. Selain itu kualitas hidup pasien akan menurun. Harapan hidup pasien yang mengalami kanker dan gangguan psikiatrik pun biasanya lebih pendek daripada yang mampu mengatasi kondisi itu.

Perasaan marah pada pasien biasanya dihubungkan dengan perasaan tidak berdaya dan tidak mampu ditolong berkaitan dengan penyakitnya. Rasa marah pada lingkungan juga muncul karena pasien frustasi dan hilangnya kemampuan mandiri.

Jika kemarahan ini dibiarkan dan tidak tertangani, maka bisa memunculkan tanda-tanda depresi. Akibatnya, pasien akan kehilangan harapan dan malas berhubungan dengan orang lain. Hal ini dicirikan dengan mengisolasi diri dari pergaulan.

Gejala depresi lainnya adalah sulit tidur dan hilangnya nafsu makan. Pada akhirnya kondisi itu menyebabkan hilangnya motivasi dalam perawatan dan rasa lelah yang berkepanjangan. Menurut Dr Andri, gejala depresi juga sering dibarengi dengan gejala-gejala kecemasan yang dirasakan pasien sebagai gejala yang berkaitan dengan peningkatan aktifitas sistem saraf otonom.

“Pasien menjadi sering mengalami jantung berdebar, sesak napas dan rasa kelelahan karena tegang yang berlebihan. Kecemasan juga sering dikaitkan dengan perasaan ketakutan akan hilangnya integrasi diri dalam artian yang paling sempit sekalipun seperti hilangnya kepercayaan diri karena memiliki tubuh yang tidak sempurna,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya