SOLOPOS.COM - Mahfud MD, Rektor UII dan Maher Zaen bergambar bersama usai acara Symposium Islamic Entrepreneurship di Auditorium Kahar Mudzakkir UII, Rabu (20/11/2013). (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Harianjogja.com, JOGJA– Dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia, hanya 0,4% yang sukses menjadi entrepreneur. Padahal, untuk menjadi negara maju setidaknya Indonesia harus memiliki minimal 2% entrepreneur.

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof. Edy Suandi Hamid mengatakan, Indonesia dengan penduduk yang sebagian besar beragama Islam ternyata belum sepenuhnya memahami tata cara atau etika bisnis secara islami. Ia mengaku prihatin dengan hal itu. Sebab, satu sisi perkembangan dunia Islam cukup menggembirakan khususnya dalam pengembangan ilmu ekonomi syariah.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

“Bahkan, kemajuan lembaga keuangan berbasis syariah di Indonesia banyak dilirik oleh pengamat dan pelaku ekonomi di dunia barat. Sayangnya, semangat dan minat umat Islam Indonesia untuk menekuni dunia entrepreneur yang menerapkan nilai serta etika bisnis Islam masih tergolong rendah.

Ekspedisi Mudik 2024

“Untuk menjadi negara maju, paling tidak Indonesia harus memiliki minimal 2% entrepreneur dari jumlah penduduk. Saat ini, jumlah entrepreneur kurang dari 0,4% dari total jumlah penduduk,” ujarnya di sela-sela Symposium Islamic Entrepreneurship di Auditorium Kahar Mudzakkir UII, Rabu (20/11/2013).

Perhatian UII untuk mendorong iklim dunia entrepreneur di kampus, lanjutnya, tercermin dengan adanya mata kuliah kewirausahaan yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa program S-1 dengan jumlah 2 SKS. “UII tak hanya ingin mencetak alumni yang siap bekerja di sektor profesional dan perusahaan tetapi juga alumni yang berani menjadi entrepreneur muda yang sukses,”ucapnya.

Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII Prof. Moh Mahfud MD berharap agar para pengusaha muslim bangkit untuk berkontribusi meningkatkan kesejahteraan ummat muslim. Menurut dia, ada banyak manfaat bila para pengusaha muslim mampu menggerakkan perekonomian. Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan konstitusi, kebangkitan pengusaha muslim tersebut juga mencerminkan kesejahteraan ummat.

“Kalau itu dilakukan maka keberhasilan para pengusaha muslim akan memperkuat dakwah islamiyah. Dengan begitu, maka tujuan kemerdekaan Indonesia di mana 87% penduduknya mayoritas muslim untuk membangun kesejahteraan bisa tercapai,” ujar Mahfud ketika menjadi keynote speaker pada simposium tersebut.

Di era demokrasi saat ini, sambung Mahfud, para pengsuaha muslim dapat memainkan peran penting dalam Gerakan Ekonomi Syariah (Gres) yang dicanangkan pemerintah. Bila dulu ekonomi syariah dianggap tabu, lanjutnya, kondisi saat ini sudah berbeda. “Ekonomi syariah justru memberi peluang agar ekonomi tidak menumpuk pada satu orang saja, tetapi menyebar untuk menyejahterakan masyarakat,” ujar Mahfud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya